Iran Tolak Embargo Minyak Uni Eropa

Teheran, Infobreakingnews - Para pejabat Iran, membantah embargo minyak Uni Eropa terhadap republik Islam dan bersumpah untuk mengejar nya “hak” untuk teknologi nuklir.

Menteri Perminyakan Iran Rostam Qasemi mengatakan Republik Islam sepenuhnya siap menghadapi sanksi Barat terhadap industri minyak negara itu, kata kantor berita resmi IRNA melaporkan. Seperti dilansir dari Xinhua.com, Senin (2/7).

Qasemi mengatakan minyak Iran memiliki pasar sendiri dan pemerintah Iran telah mempelajari semua pilihan yang mungkin dalam menghadapi sanksi.

Minyak Iran dijual di pasar internasional, Qasemi mengatakan, menambahkan hari ini bahwa minyak Iran dibeli oleh beberapa negara Eropa, beberapa yang telah berpartisipasi dalam pengembangan proyek-proyek minyak Iran.

Pernyataan dari Qasemi terjadi saat embargo minyak dari Uni Eropa pada ekspor minyak Iran mulai berlaku dari hari Minggu.

“Republik Islam Iran telah menghadapi sanksi minyak untuk beberapa tahun,” dan sanksi minyak tidak memiliki efek pada perkembangan industri minyak republik Islam itu, kata menteri.

Minyak Iran ekspor ke Uni Eropa tercatat sebesar 18 persen sebelum embargo minyak Uni Eropa dan angka tersebut terlalu rendah dibandingkan dengan jumlah diekspor ke negara lain, laporan dikutip Qasemi mengatakan.

Sejak minyak Iran adalah baik kualitas harga yang kompetitif dan tinggi, memiliki banyak pelanggan di seluruh dunia, menteri mengatakan, menekankan bahwa Teheran telah memasuki negosiasi dengan banyak pelanggan baru dari minyak Iran.

Qasemi mengabaikan embargo Uni Eropa pada sektor minyak Iran, mengatakan bahwa republik Islam itu benar-benar dipersiapkan untuk melawan sanksi, Press TV melaporkan pada hari Minggu.

Qasemi mengatakan bahwa sanksi terhadap minyak Iran telah ada selama bertahun-tahun, menekankan bahwa itu akan salah untuk menganggap bahwa sanksi baru dimulai pada hari Minggu.

Ia memperingatkan mereka yang telah memberlakukan sanksi minyak di Iran dan mengatakan “kami sudah berulang kali mengatakan Anda (Barat) seharusnya tidak mempolitisasi pasar minyak karena warga negara-negara yang memberlakukan embargo akan terpukul paling keras.