Jakarta – infobreakingnews. – Satu langkah yang mencengangkan lagi dari pengusaha multi nasional,Tomy Winata dengan mega proyek yang sudah dikerjakan oleh Artha Graha Group. Pemerintah akan mengganti anggaran pre feasibility study (pre FS) atau pra studi kelayakan yang telah dikeluarkan oleh pemrakarsa yaitu Artha Graha Network milik pengusaha Tomy Winata dan Pemda Lampung-Banten.
Jumlahnya masih akan dihitung berapa anggaran yang harus diganti kepada pemrakarsa terkait proyek Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS/JSS).
”Kan pemrakarsa belum ngapa-ngapain juga, tapi nanti pra FS-nya kita hargai kita hitung. FS-nya nanti pemerintah langsung yang tangani melalui kemen PU,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro di DPR-RI, Selasa (3/7/2012)
Selain itu, Bambang mengatakan biaya yang dikeluarkan oleh pemrakarsa untuk pra FS bisa bisa juga dibayar juga oleh pemenang tender dari proyek pembangunan JSS nantinya. Namun yang terpenting, hasil dari pra FS apakah membantu atau mendukung dari FS yang akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU).
”Nanti kita perhatikanlah apa yang kalau, kita kan harus cek juga pra FS-nya seperti apa. Apakah PU bilang sangat membantu dalam menyiapkan FS, nah setelah itu nanti kita lihat bagaimana posisi mereka kalau tertarik ikut bidding. Bisa jadi mereka nanti bilang. ‘Udah deh saya nggak ikut bidding sampai FS saja,” kata Bambang.
Seperti diketahui konsorsium Banten-Lampung yang termasuk di dalamnya Artha Graha Network menjadi pemrakarsa proyek Jembatan Selat Sunda (KSISS/JSS).
Sebagai pemrakarsa, konsorsium mendapat tugas pemerintah untuk menyiapkan persiapan proyek termasuk studi kelayakan atau feasibility study (FS) seperti yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2011. Namun jika Perpres ini direvisi maka petanya akan berubah, pemerintah akan mengambil alih proses persiapan proyek termasuk akan merogoh sendiri untuk membiayai FS dari proyek JSS.
Tomy Winata pernah mengatakan mengenai biaya FS & Basic Design (BD) KSISS/JSS yaitu tidak hanya FS & BD jembatan saja namun mencakup FS Kawasan sampai feasible & bankable berdasarkan standar internasional sekitar 3-4% dari nilai proyek. Nilai proyek diperkirakan sekitar Rp 100 triliun, yang jumlah pasti akan dapat diketahui dari hasil Studi FS tersebut.
”Tentang risiko Pemerintah maka risiko hanya ada jika secara sepihak pemerintah membatalkan Proyek. Namun jika FS yg dibuat tidak feasible maka itu adalah menjadi risiko kami dalam menjalankan amanah pemerintah pusat sebagai pemrakarsa proyek bangsa ini,” jelas perwakilan dari AG Network, Wisnu Tjandra.
Tomy Winata pernah juga mengatakan kepada infobreakingnews ,telah mengeluarkan anggaran sedikitnya US$ 60 juta diantaranya untuk pra studi kelayakan dari proyek JSS (Pra FS). Hasil Pra-Studi Kelayakan JSS yang sepenuhnya dibiayai oleh Artha Graha tersebut secara resmi diserahkan ke Pemerintah pada 9 Agustus 2009.
JSS rencananya mulai dibangun 2014, jembatan yang akan membelah Selat Sunda sepanjang 29 Km ini diperkirakan memerlukan waktu 8-10 tahun pengerjaannya,namun jembatan mega proyek ini akan menjadi kebanggaan Indonesia dimata dunia nanti.*** DEX RARANTA.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !