Jakarta, infobreakingnwes - Komisi Pemberantasan Komisi (KPK) yang lahir sejak tahun 2002 berjalan tertatih-tatih tanpa dipegangi tangan kuat dari pihak Pemerintah. Terlahir akibat tuntutan situasi didalam negeri yang semakin menggila masalah tindak pidana korupsi, yang kemudian semakin kemari, seiring kemajuan tehnoligi, maka selalu dijumpai modus pencucian uang dalam kasus korupsi yang dilakukan oknum pejabat tinggi dan penyelenggaraan negara.
KPK mulai dicintai ketika Antasari Azhar menduduki jabatan Ketua dan melakukan serangkaian terobosan yang dinilai cukup berani membangun power KPK, karena dijaman Antasari lah tercatat dan terlihat oleh masyarakat luas, banyak petinggi penyelenggara negara , dari mulai wakil rakyat di Parleman, dan Kepala Pemerintahan Daerah hingga pada level Gubernur , disikat oleh KPK karena terbukti korupsi.
Tidak sampai disitu rakyat digoda oleh pesona KPK, dimana hati manusia Indonesia yang sudah lelah bercampur muak dengan carut-marut wajah negeri bernuansa Korupsi, mulai jatuh cinta pada KPK, saat seorang Aulia Pohan, petinggi BI, yang dikenal sebagai besan Presiden SBY, ditangkap oleh KPK.
Ibarat orang yang baru saja jatuh cinta, cinta pertama bahkan, mendadak dihalangi menuju kemahligai pelaminan, karena sang Arjuna di tangkap atas tuduhan Antasari Azhar terlibat suatu kasus pembenuhan,yang mana tuduhan itu sangat disangkal nya hingga meminta agar MK memberikan kesempatan padanya PK lebih dari satu kali, mengingat banyaknya fakta hukum yang belum diungkap secara jelas.
Fenomenal KPK setelah Antasari didalam pergumulan berat, dimana kemudian Tumpak Hatorangan Panggabean, menggantikan nya sebagai Ketua KPK,terasa tekanan bathin sang juwita yang baru putus cinta, semakin mengambang, nyaris tidak ada sesuatu yang bisa menghibur hati yang sedang merana.
Munculah sosok Abraham Samad, sebagai obat herbal dari daerah, yang mana sejak cikal bakalnya dalam proses panjang pada zona Fit And Propertes di DPR , membuat banyak disimak oleh hati rakyat yang lama terlantar miskin akan keberanian menggebuk penguasa yang salah kaprah.Dimana sesungguhnya barometer bagi kebanyakan orang, menginginkan Bambang Widjananto lah yang lebih disukai duduk sebagai Ketua KPK. Namun karena banyak pula orang Senayan yang gentar pada BW yang dikenal sebagai seorang praktisi hukum yang idealis, tak bisa diajak bermain mata, bahkan BW dinilai terlalu banyak mengetahui persoalan si Ali Topan Anak Jalanan di Ibukota, maka Senayan merasa lebih nyaman memilih Abraham sebagai Ketua KPK, lalu memberikan posisi Wakil Ketua pada BW.
Godaan dan pergumulan barupun merebak, dimana setelah melihat Abraham mulai beraksi dan bahkan membuat yang diluar dugaan Senayan, mengganas menghajar koruptor, mendadak merebak aroma yang tak sedap dari dapur KPK, seakan ingin menciptakan kondisi tegang yang tak harmonis antara Samad dan BW.
Untung aroma tak sedap itu segera hilang seiring banyaknya kasus besar yang selama itu tak mampu disentuh, kemudian disikat bersih oleh KPK yang menunjukan era kepemimpinan kolektif. Satu Persatu petinggi Parpol yang dianggap cukup kuat , mulai rontok ditangan mereka.
Dan sembuhlah bathin merana yang putus cinta karena sang Arjuna kembali memikat hati, dan rakyatpun menunjukkan cintanya pada KPK pada malam prahana Noval Baswedan mau ditangkap Polisi. Dimana Noval sendiri adalah perwira Polisi yang awalnya ditugaskan sebagai anggota penyidik KPK. Tapi Noval malah dianggap menghianati karena ikut menyidik kasus yang menimpa atasannya, Irjen Djoko Susilo itu. Disinilah titik sensitif sang juwita disentuh Arjuna, dimana rakyat menunjukkan perlawanan pada malam prahara itu, dansuasana memanas , bisa kembali teduh setelah Presiden SBY menegur Kapolri Timur Pradopo .
Kini, Johan Budi , Ujung tombak KPK yang dikenal paling dekat dengan awak media, kembali mengusik hati, akibat dlaporkan oleh PKS ke Mabes Polri, berkaitan dengan kasus penyitaan sejumlah mobil mewah milik tersangka kasus impor daging sapi , Lutfhi mantan Presiden PKS yang sudah dijebloskan ketahanan.
Hati sang Juwita berharap semoga Johan Budi, yang bertangan dingin menjawab jutaan pertanyaan galau dari banyak awak media, mampu melewati masa berat pergumulan ini ,agar semakin cerdas, dan tetap tegar. Bangkitkan semangat jihadmu agar lebih banyak lagi pelaku korupsi dapat tertumpas, karena kekuatan KPK ada pada Doa rakyat yang tertindas miskin, akibat perbuata Koruptor.
***Emil Foster Simatupang
memang di indonesia KEBENARAN DAN KEADILAN sulit mendapat tempat...
BalasHapus