Washington, infobreakingnews - Prihatin dengan kekejaman yang dilakukan oleh rezim Kim Jong Un, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) melontarkan pandangan kontroversial mengenai Korea Utara (Korut). Menurutnya iblis banyak bermukim di negara tetangga Korea Selatan (Korsel) tersebut.
"Korea Utara adalah tempat paling tertutup dan mengerikan di bumi. Tidak diragukan lagi ada Iblis yang tinggal di sana, dan kita harus mewaspadainya," ujar Menlu Kerry, seperti dikutip Reuters, Kamis (27/2/2014).
Kerry menyoroti serangkaian pelanggaran HAM yang terjadi di Korut.Sebelumnya pelanggaran HAM tersebut dipaparkan oleh panel Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Januari 2014 lalu.
Bagi Kerry, tidak dapat disanggah bahwa tingkat pelanggaran yang dilakukan Korut sangatlah parah. "Ini adalah (ulah) iblis, tempat tinggal iblis. Butuh fokus besar dari dunia untuk mengatasinya," tegas Kerry.
Diplomat ternama AS itu menambahkan, dirinya dan pemimpin China sempat melakukan pembicaraan untuk mengatasi program nuklir Korut. Menurutnya, kedua negara akan terus menekan Korut untuk melucuti senjata nuklirnya.
Mengenai pertemuan tersebut, Kerry menyebutkan bahwa China memiliki beberapa ide untuk mengendalikan Korut. Namun hal tersebut masih akan terus dibahas oleh Pemerintah AS dan China.
Hingga saat ini belum ada perkembangan baru mengenai pembahasan Korut tersebut. Menurut kabar, tidak ada perjanjian khusus yang spesifik untuk menghidupkan kembali negosiasi pelucutan nuklir Korut.
Satu per satu kekejaman rezim Korut mulai terungkap ke publik. PBB telah mengeluarkan laporan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Pemerintah Korut terhadap rakyatnya sendiri. Segera, laporan setebal 374 halaman itu menyentak dunia internasional.
Kekejaman Kim Jung Un yang sangat diluar batas manusia,adalah ketika menghukum pamannya dengan belasan pengikutnya, dilemparkan kedalam kandang 200 anjing srigala kelaparan, dan merobek tubuh sang paman dan koleganya yang dituduh ingin menggulingkan pemerintahan rezim Kim Jung Un yang disebut sebagai prilaku Iblis.***Novi Koesdarman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar