Jakarta, infobreakingnews – 23 dari 127 gunungapi di Indonesia dalam status tidak normal. Meski begitu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat tidak panik.
Satu gunung berstatus Awas (level IV atau status bahaya tertinggi), yaitu Gunung Sinabung dari 127 gunungapi aktif di Indonesia, Status Awas Sinabung diberlakukan sejak 24 November 2013. Sinabung terakhir meletus dan mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur mencapai 4,5 km. Sedikitnya 14 orang tewas tersapu awan panas.
Terdapat tiga gunung status Siaga (level III), yaitu Karangetang, Lokon, dan Rokatenda. Adapun 19 gunung lainnya dalam status Waspada (level II). Gunung yang berstatus Waspada meliputi Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Seulewah Agam, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci.
Dikabarkan Gunung Kelud naik status dari Normal menjadi bahaya Waspada pada Minggu (2/2/2014). Naiknya status Gunung Kelud karena adanya peningkatan aktivitas.
“Masyarakat diimbau tidak panik dan cemas dengan hal ini,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada infobreakingnews (3/2/2014).
Dia menyayangkan kekhawatiran berlebihan di kalangan masyarakat mengenai peningkatan aktivitas gunungapi yang berdampak negatif terhadap kunjungan wisata. Objek-objek wisata, hotel, pertanian dan aktivitas ekonomi yang berada di luar daerah berbahaya menjadi sepi. Hal ini terjadi di Gunung Bromo, Ijen, Dieng, Tangkubanprahu, Papandayan, dan lainnya. Bahkan aktivitas wisata dan hotel-hotel di Kabanjahe saat ini pun sepi pengunjung karena masyarakat jadi takut berkunjung padahal lokasinya jauh dan aman dari Gunung Sinabung.
“Gunungapi bersifat slow in set. Artinya tidak akan tiba-tiba meletus. Ada tanda-tandanya sehingga status gunung punya tahapan yaitu dari Normal kemudian menjadi Waspada, Siaga, dan Awas sesuai tingkat ancamannya.”
Makna dari status Waspada adalah ada kenaikan aktivitas di atas level normal, apapun jenis gejala diperhitungkan. Tidak kritis. Yang diperlukan adalah sosialisasi, kajian bahaya, pengecekan sarana, dan piket terbatas. Sedangkan makna status Siaga adlh semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana. Kondisinya kritis sehingga perlu sosialisasi di wilayah terancam, penyiapan sarana darurat, koordinasi harian, dan piket penuh, tegasnya.*** Juanda Foster
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !