Pages

Jumat, 21 Februari 2014

Rusun Pinus Elok Diperjual Belikan Dengan Harga Rp.12 Juta Per Unit


Jakarta, infobreakingnews  - Penyalahgunaan hunian  Rumah Susun yang sedianya untuk memprioritaskan warga yang tergusur karena kebijakan Pemrof DKI Jakarta, di Rusun Pinus Elok Pulo Gebang, Cakung, terungkap menyimpang karena banyaknya penghuni membeli unit Rusun itu dari oknum PNS yang oleh Pemprof DKI dipercaya bertugas disitu, padahal sesungguhnya Rusun Pinus Elok ini belumgenap setahun dioperasionalkan.

Terkuaknya pratik jual-beli di rusun Pinus dibeberkan seorang penghuni yang enggan disebut namannya. Ia membeli salah sengan harga belasan juta rupiah persatu atu hunian rusun tersebut dengan harga belasan juta. Uang tersebut diserahkan melalui Feby untuk salah satu oknum PNS yang bertugas di Rusun Pinus Elok.

"Saya dengar ada info kalau ada rusun yang dijual disini. Makanya waktu itu saya sengaja datang ke sini buat cari tahu sekitar bulan Oktober tahun lalu," ujar Hr saat ditemui di kediamannya, Jumat (21/2/2014).

Hr sendiri diketahui merupakan warga Daan Mogot, Jakarta Barat. Selama tiga tahun dirinya tinggal di sebuah kontrakan dengan harga ratusan ribu per bulannya.

"Begitu sampai sini saya ditemui dengan Febby, dia nawari ada rusun yang kosong. di lantai 2 dengan harga Rp 12 juta," tuturnya.

Sempat terjadi tawar-menawar harga untuk menempati rusun. Hingga akhirnya Hr sepakat bayar Rp 12 juta untuk tempati hunian rusun Pinus Elok.

"Akhirnya saya mau dengan harga segitu asal pembayaran dilakukan dengan mencicil sebanyak dua kali yaitu Rp 5 juta dan kedua Rp 7 juta. Pembayaran pertama ada bukti kuitansinya namun yang kedua tak pakai kuitansi. Katanya bapak tidak usah takut tinggal di sini, kalau ada apa-apa saya yang tanggung jawab," imbuhnyKemarin (21/2) Dinas Perumahan melakukan penertiban terhadap penghuni rusun liar yang berada di wilayah Jakarta Timur. Untuk di Rusun Pinus Elok terdapat 44 penghuni yang huniannya disegel oleh Unit Pengelola Rusun III Wilayah Jakarta Timur. Salah satunya merupakan hunian rusun milik HR.


HR pun menunjukan sejumlah bukti kuitansi dengan materai Rp 6 ribu pembelian unit rusun Pinus Elok. Dalam kuitansi tersebut tertera jelas nama dirinya dan tanda tangan Febri sebagai penerima uang rusun tersebut.

"Febri itu orang suruhan Hendriansyah, dia disini cuma mengumpulkan uang dari penguni rusun," ungkapnya.

Ditemui terpisah, Hendriansyah mantan penangung jawab lokasi rusun Pinus Elok, yang kini menjabat sebagai Staf Sarana dan Prasarana UPRS III membantah informasi tersebut.

Ia mengaku tidak kenal dengan penghuni rusun yang membeberkan pratik jual beli rusun tersebut.

"Itu nggak benar saya nggak kenal dengan Neneng penghuni yang ngaku membeli rusun ke saya. Bahkan Febri sendiri saya juga tidak tahu," tutup Hendriansyah.

Sejauh mana kebenaran ucapan Herdiansyah, masih terus dilakukan investigasi.***Reyhan.S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar