Washington, Info Breaking News - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan ultimatum dengan bahasa yang keras kepada Korea Utara (Korut) terkait uji coba rudal antar benua dan dugaan kemampuan nuklir negara tersebut yang bisa mengancam AS.
Dalam pertemuan dengan wartawan, Selasa (8/8) waktu setempat, Trump memperingatkan bahwa setiap ancaman Korut terhadap AS akan dilayani dengan "api dan amarah".
"Korea Utara sebaiknya tidak lagi membuat ancaman kepada Amerika Serikat. Mereka akan dihadapi dengan api dan amarah yang tidak pernah disaksikan dunia sebelumnya," kata Trump di klub golf miliknya di Bedminster, New Jersey.
Kalimat keras Trump itu disampaikan setelah para pakar intelijen menganalisis kalau Korut sudah membuat hulu ledak nuklir.
The Washington Post adalah yang pertama memberitakan hal ini, dengan menyebut sumbernya dari Badan Intelijen Pertahanan (Defense Intelligence Agency).
Seorang sumber pertahanan AS yang dikutip media tersebut mengatakan bahwa pernyataan pemimpin Korut Kim Jong Un soal program nuklir di negaranya harus disikapi sebagai lebih dari sekedar gertakan.
"Kami harus menanggapi pernyataannya dan perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi itu," ujar pejabat tersebut.
Dia menambahkan penyelidikan tentang kemampuan nukir Korut masih terus dilakukan dan setiap informasi baru akan dicermati.
Selain itu semua pejabat yang terlibat dalam penyelidikan ini menyimpulkan bahwa pertanyaannya bukan apakah Korut mampu meluncurkan rudal berhulu ledak nuklir, namun kapan mereka akan melakukannya.
Program nuklir Kim Jong Un mengalami kemajuan dan dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghentikannya, menurut analisis intelijen AS.
Pada 2014, komandan pasukan AS di Korea ketika itu, Jenderal Curtis Scaparrotti, menyampaikan keyakinannya bahwa Korut punya kemampuan membuat miniatur hulu ledak.
"Saya percaya bahwa mereka punya kemampuan untuk membuat miniatur peledak saat ini, dan mereka punya teknologo yang bisa benar-benar muluncurkan apa yang mereka punya itu," kata Scaparrotti saat itu.
Selasa kemarin, Korut mengancam akan melakukan "tindakan fisik" sebagai respons atas sanksi yang disahkan oleh Dewan Keamanan PBB akhir pekan lalu.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih HR McMaster mengatakan bahwa opsi militer dimungkinkan jika Korut makin agresif.
"Jika mereka memiliki senjata nuklir yang bisa mengancam Amerika Serikat, itu hal yang tidak bisa ditoleransi dari perspektif presiden, jadi tentu kami harus memiliki semua opsi untuk melakukan itu, dan termasuk opsi militer," kata McMaster.
Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong Ho mengatakan pihaknya tidak akan "membawa nuklir dan roket balistik ke meja perundingan" dan akan "memberi pelajaran pahit kepada AS" jika menggunakan kekuatan militer atas Korut. *** Novie Koesdarman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar