Headlines News :
Home » » Perubahan Gaya Hidup Menjadikan Mal Sepi Bangkrut

Perubahan Gaya Hidup Menjadikan Mal Sepi Bangkrut

Written By Infobreakingnews on Kamis, 19 Oktober 2017 | 11.50

Jakarta, Info Breaking NewsMasyarakat kota besar kini cenderung ingin praktis dan lebih memilih menyisihkan uang untuk kesehatan, olahraga, dan piknik. Perubahan gaya hidup ini mempengaruhi keberlangsungan bisnis mal.

Green Street Advisors, lembaga pemantau industri pusat perbelanjaan, menyebut sejak 2010 sedikitnya 30 mal di penjuru Amerika Serikat tutup dan 60 mal mulai sepi pengunjung. Para pengembang menuding belanja daring sebagai penyebab sepinya mal.


Di Jakarta, pada 2010 tercatat ada sebanyak 170 mal atau setara lahan seluas 4 juta meter persegi. Jumlah itu melebihi batas ideal mal dan jumlah penduduk.

Pemerintah DKI sampai mengeluarkan peraturan pembatasan pembangunan mal, namun pembangunan mal baru terus berjalan. Marketing Director Green Pramuka City Jeffry Yamin mengatakan, Green Pramuka sejak delapan tahun lalu sudah memantau tren banyaknya pembangunan mal hingga pada akhirnya beberapa sepi, bahkan tutup.

Jeffry menyampaikan, pengembangan mal beberapa tahun lalu berdasarkan kecenderungan masyarakat Jakarta menjadikan mal sebagai obat depresi dan stres. Rata-rata warga Jakarta, mayoritas perempuan, menghabiskan sekitar tiga jam setiap mengunjungi mal.

Pada 2013, tercatat ada 564 mal di Jakarta, dengan jumlah terbanyak di area central business district.  Sayangnya, para pengembang mengabaikan tren yang sedang terjadi pada masyarakat yang tinggal di megapolitan negara-negara lain.

"Kalau Anda buka data, di Amerika Serikat sejak 2010 sejumlah mal raksasa mulai sepi, beberapa malah tutup,” kata Jeffry.

Karena itu, sejak awal dibangun Green Pramuka langsung menerapkan konsep one stop living. Penghuni tidak perlu terlalu banyak menghabiskan waktu untuk menuju lokasi pusat belanja dengan berkendara mengarungi kemacetan Ibu Kota.

Konsep yang sebetulnya sudah ada di Jakarta sejak era 1990-an ini mengintegrasikan apartemen dan mal, memadukan hunian dengan sarana hiburan, bisnis, dan lifestyle. Sekarang tengah diwujudkan konsep kawasan terpadu tempat tinggal dan pusat bisnis yang terintegrasi dengan transportasi massal sesuai keinginan Presiden Joko Widodo. 

“Itu juga yang membuat Green Pramuka mendukung adanya shelter transportasi massal bagi penghuni mulai dari Bus Damri yang langsung menuju Bandara Soekarno Hatta hingga shelter layanan kendaraan online. Dengan cara ini, penghuni dipermudah, kemacetan berkurang, dan masyarakat lebih produktif,” tuturnya.*** Mil.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved