Headlines News :
Home » » Sambut Gerhana Bulan Total, TIM Jakarta Siapkan 11 Teropong untuk Warga

Sambut Gerhana Bulan Total, TIM Jakarta Siapkan 11 Teropong untuk Warga

Written By Infobreakingnews on Rabu, 17 Januari 2018 | 14.20


Jakarta, Infobreakingnews – Pada 31 Januari mendatang, Planetarium dan Observatorium Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta akan membuka layanan bagi warga Jakarta dan sekitarnya yang tertarik untuk menikmati dua fenomena alam yang terjadi bersamaan, yaitu supermoon dan gerhana bulan total 

Kepala Satuan Pelaksana Teknis Pertunjukkan dan Publikasi Unit Pengelolah Pusat Kesenian Jakarta (UP PKJ) Taman Ismail Marzuki Eko Wahyu Wibowo menyatakan, pihaknya menyiapkan 5 teropong yang stand by, 1 teropong relay dan 5 teropong cadangan buat warga yang ingin menyaksikan langsung fenomena alam tersebut.

"Itu bisa digunakan masyarakat mengamati secara detail proses gerhana bulan total tersebut," ujar Eko, Jakarta, Rabu (17/1/2018) .

Adapun tahapan gerhana bulan total yang bisa Anda saksikan adalah sebagai berikut:
  • Kontak penumbra pertama 17.51 WIB
  • Kontak umbra pertama 18.48 WIB
  • Kontak total pertama 19.51 WIB
  • Puncak gerhana 20.29 WIB
  • Kontak total terakhir 21.07 WIB
  • Kontak umbra terakhir 22.11 WIB
  • Kontak penumbra terakhir 23.08 WIB.


Berdasar hitungan astronomis, Rabu 31 Januari 2018, seluruh wilayah Indonesia akan terkenal fenomena Gerhana Bulan Total (GBT) yang akan dimulai pukul 17.51 WIB dan berakhir pada pukul 23.08 WIB.

Dikutip dari planetarium.jakarta.go.id, GBT dapat disaksikan di semua wilayah Indonesia. Namun, tahapan gerhana yang relatif dapat mudah diamati oleh awam adalah mulai pukul 18.48 WIB hingga pukul 22.11 WIB. Pasalnya, pada waktu tersebut  bulan akan memasuki bayang-bayang utama (umbra) bumi. Wajah bulan, yang seharusnya dalam fase purnama, sebagian menjadi gelap. Hal ini membuat wajah bulan di bagian tepi menjadi agak cekung. 

Peristiwa GBT dikatakan cukup aman untuk dilihat dengan mata telanjang tanpa alat bantu semisal binokuler (kèkeran) atau teleskop (teropong). Namun, tatkala melihat dengan alat bantu optik dan mengamati bulan dalam fase purnama cukup menyilaukan. Jadi, tidak pula disarankan berlama-lama terlebih cuaca cerah.


Bagi sebagian, dampak terlalu silau juga membuat tidak nyaman (kadang pusing). GBT ini termasuk dalam kategori seri Saros 124 dan merupakan gerhana ke 49 dari total 74 kali dalam seri tersebut. Dalam hal ini, gerhana seri Saros 124 yang berikutnya (ke 50) akan terjadi 18 tahun lagi. ***Nadya
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved