Jakarta, Infobreakingnews – Presiden Joko Widodo diminta
untuk segera mengajukan maksimal tiga nama untuk mengisi posisi Gubernur Bank
Indonesia (BI), Agus Martowardojo yang akan masa jabatannya akan berakhir 24
Mei nanti.
Sejauh ini, setidaknya terdapat empat nama, termasuk nama Gubernur BI saat ini yang sedang dipertimbangkan Presiden. Mereka Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Keuangan Chatib Basri, dan Deputi Gubernur BI yang masa jabatannya akan habis pada April 2018, Perry Warjiyo.
Sejauh ini, setidaknya terdapat empat nama, termasuk nama Gubernur BI saat ini yang sedang dipertimbangkan Presiden. Mereka Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Keuangan Chatib Basri, dan Deputi Gubernur BI yang masa jabatannya akan habis pada April 2018, Perry Warjiyo.
Sejumlah pihak mengatakan tantangan bank sentral di masa depan
akan berbeda karena terjadi perubahan di lingkungan domestik dan internasional.
Seperti peralihan pengawasan perbankan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ataupun
perubahan kebijakan suku bunga di luar negeri yang cenderung meningkat.
Kepala ekonom BCA David Sumual menilai keempat nama tersebut
sama-sama kompeten. Beliau mengungkapkan Gubernur BI yang dipilih harus
memiliki integritas dan internal governance yang baik. Selain
itu, bersikap profesional dan prudent dalam
manajemen moneter dan makro.
"Juga yang penting bisa menjaga kepercayaan pasar, stabilitas moneter, serta menjaga tingkat inflasi dan nilai tukar tetap stabil," jelasnya.
Pada 2018, ekonom Indef Bhima Yudhistira berpendapat tantangan menjaga stabilitas rupiah dan inflasi semakin berat. Ketidakpastian kebijakan Fed rate di bawah Jerome Powell, instabilitas geopolitik di Timur Tengah, reformasi kebijakan pajak AS, era inflasi tinggi, dan proteksionisme AS akan memengaruhi pergerakan nilai tukar.
"Inflasi pangan dan naiknya harga minyak mentah dan batu bara yang menekan administered price juga perlu dijinakkan. Tugas Gubernur BI ke depannya makin berat," pungkasnya.
Dengan makin beratnya tantangan yang dihadapi, Direktur CORE Mohammad Faisal berpendapat perlu ada penyegaran di posisi Gubernur BI.
Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri juga melontarkan hal yang sama. Dirinya menilai posisi Gubernur BI akan lebih baik diisi dengan yang mempunyai latar belakang kebijakan moneter. ***Radinal
"Juga yang penting bisa menjaga kepercayaan pasar, stabilitas moneter, serta menjaga tingkat inflasi dan nilai tukar tetap stabil," jelasnya.
Pada 2018, ekonom Indef Bhima Yudhistira berpendapat tantangan menjaga stabilitas rupiah dan inflasi semakin berat. Ketidakpastian kebijakan Fed rate di bawah Jerome Powell, instabilitas geopolitik di Timur Tengah, reformasi kebijakan pajak AS, era inflasi tinggi, dan proteksionisme AS akan memengaruhi pergerakan nilai tukar.
"Inflasi pangan dan naiknya harga minyak mentah dan batu bara yang menekan administered price juga perlu dijinakkan. Tugas Gubernur BI ke depannya makin berat," pungkasnya.
Dengan makin beratnya tantangan yang dihadapi, Direktur CORE Mohammad Faisal berpendapat perlu ada penyegaran di posisi Gubernur BI.
Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri juga melontarkan hal yang sama. Dirinya menilai posisi Gubernur BI akan lebih baik diisi dengan yang mempunyai latar belakang kebijakan moneter. ***Radinal
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !