Headlines News :
Home » » Demi Menjaga Keharmonisan Ummat Beragama, Pers Diminta Jangan Mengutip Khotbah Keagamaan

Demi Menjaga Keharmonisan Ummat Beragama, Pers Diminta Jangan Mengutip Khotbah Keagamaan

Written By Infobreakingnews on Minggu, 15 April 2018 | 12.45

Bogor, Info Breaking News - Demi menjaga kerukunan ummat beragama dan keutuhan berbangsa, maka anggota Dewan Pers Jimmy Silalahi meminta media massa dan insan pers tidak mengutip khotbah kegamaan dari pemuka agama. Khotbah keagamaan dinilai bersifat privasi.

Jimmy mengatakan, pers harus menghormati substansi sebuah khotbah atau ceramah keagamaan. Meski khotbah keagamaan secara praktiknya dilakukan kepada publik, namun hal tersebut bersifat private.


"Kalau keagamaan sudah pasti sudah bersifat privatewalaupun tempat terbuka, walaupun ada media atau alat pengeras suara yang membuat itu terdengar ke mana-mana. Sekali lagi, pers itu tetap pers. Apa yang didapat diolah terlebih dahulu. Harus benar-benar dipastikan, substansinya harus sudah diverifikasi, harus berimbang," ungkap Jimmy di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu, (15/4/2018).

Menurut Jimmy, kerja pers harus memenuhi prinsip 5W+1H (What, When, Where, Why, Who, How). Sementara, khotbah-khotbah kegamaan tidak memenuhi hal tersebut lantaran hanya sepihak. 

Ia menambahkan, isi khotbah biasanya subjektif dari pengkhotbah, penceramah atau rohaniawan. Oleh karena itu, Dewan Pers tidak pernah mengajurkan isi khotbah bulat-bulat dijadikan berita.

"Harus dicek kembali. Karena bayangkan, isi khotbah yang penuh dengan pesan rohani, hubungan manusia dengan Tuhan. Kalaupun ada isinya menyangkut persoalan sosial, kemasyarakatan, politik, pasti dibungkus dalam keagamaan. Jadi itu pun yang menyampaikan satu orang," ungkapnya. 

Sementara itu, menurut dia, produk jurnalistik yang dihasilkan pers tidak hanya menyangkut satu orang, tetapi juga menyangkutkan hal atau orang lain. Karena itu, pers berkewajiban untuk mengecek, mengonfirmasi, dan melakukan verifikasi dari pihak lain.

Ia juga meminta insan pers untuk lebih bijaksana dalam membuat berita khotbah keagamaan. Isi khotbah, menurutnya, bisa saja dijadikan sebagai latar belakang sebuah berita.

"Tidak masalah kalau isi khotbah dijadikan background, kemudian anda keep itu, nanti kalau anda menilai ada yang menarik, silakan doorstop di luar. Kemudian bisa hadirkan narasumber yang lain sebagai pembanding atau pelengkap, itu baru namanya berita. Kalau bulat-bulat mengutip isi khotbah, itu salah jadinya," pungkas Jimmy.*** Jerry Art.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved