Jakarta, Infobreakingnews - Impian warga
Jakarta untuk menikmati fasilitas Mass Rapid Transit (MRT) nampaknya akan
segera terwujud. Pasalnya, PT MRT Jakarta memastikan pekerjaan fisik
pembangunan stasiun bawah tanah, layang, dan depo akan rampung pada akhir tahun
2018.
Bahkan tidak hanya pembangunan fisik, PT MRT Jakarta juga sudah
melakukan persiapan operasional kereta dengan melatih sumber daya manusia (SDM)
yang akan terlibat dalam menjalankan kereta. Itu pun, PT MRT Jakarta optimistis
akan dapat merampungkanya pada Maret 2019 sesuai dengan target MRT Jakarta yang
harus dioperasikan secara komersial pada Maret 2019.
"Secara fisik, akhir tahun ini akan selesai semua. Namun persiapan
menjalankan kareta, seperti melatih masinis dan SDM lainnya, memang masih butuh
waktu yang cukup lama. Meski demikian ini akan tuntas pada Maret 2019," ungkap
Direktur Utama PT MRT William P Sabandar dalam acara forum jurnalis dan blogger
MRT di Depo Lebakbulus, Jakarta Timur, Kamis (26/8/2018).
William menjelaskan progres konstruksi per 25 April 2018 terkait pengerjaan
konstruksi stasiun layang kini telah mencapai 90,45 persen dan stasiun bawah
tanah mencapai 96,24 persen.
"Jadi secara keseluruhan, pekerjaan konstruksi MRT sudah mencapai
93,34 persen. Itu sudah termasuk kemajuan pembangunan depo MRT dan stasiun MRT Lebakbulus
yang sudah mencapai 94,22 persen," ujarnya.
Saat ini PT MRT Jakarta tengah fokus dalam pembangunan pintu keluar dan
masuk sisi dan kanan stasiun. Kemudian ada pengerjaan interior desain di dalam
stasiun, persiapan mendatangkan kereta serta pemasangan sistem kereta, rel
kereta dan signaling system.
"Memang pekerjaan sudah lebih maju. Dan kita masih on
targetsampai hari ini. Karena sudah banyak yang selesai. Sekarang
kami sudah bersiap-siap untuk Asian Games. Jadi pekerjaan di atas harus kita
selesaikan sebelum Asian Games. Sementara pekerjaan di elevated (stasiun
layang), kita fokuskan untuk Depo yang khusus harus kita selesaikan," katanya.
Untuk pemasangan rel kereta api sendiri William menyebut sudah mencapai
sekitar 78,2 persen. Dengan rincian, pemasangan rel kereta di Depo Lebakbulus
sudah mencapai 5.850 meter dari total panjang rel kereta 6.139 meter atau
sekitar 95,29 persen.
Di stasiun layang, rel kereta sudah terpasang sepanjang 15.193 meter
dari total panjang 18.714 meter atau atau sudah terpasang sekitar 81,19 persen.
Sementara di stasiun bawah tanah baru terpasang sepanjang 7.169 meter dari
total panjang rel kereta yang harus terpasang sepanjang 12.275 meter atau sudah
mencapai 58,4 persen.
Lalu untuk pekerjaan signaling di Depo
sudah mencapai 78 persen, stasiun layang 15 persen dan stasiun bawah tanah
mencapai 45,3 persen.
"Signaling system akan
kami pasang pada bulan-bulan ini," sebut William.
Saat ini, lanjutnya, kereta MRT yang sudah dikirimkan oleh Nippon Sharyo
sudah ada sebanyak dua rangkaian atau terdiri dari delapan badan kereta dan
empat kepala kereta.
Rencananya, pengiriman rangkaian kereta ketiga dan keempat akan dilakukan
pada Juli, rangkaian kelima dan keenam pada Agustus, rangkaian kereta ketujuh
dan kedelapan pada akhir Agustus, rangkaian kereta kesembilan dan ke 10 pada
pertengahan September, rangkaian kereta ke 11 dan 12 pada akhir September,
rangkaian kereta ke 13 dan 14 pada pertengahan Oktober dan rangkaian kereta ke
15-16 pada awal November.
Uji coba akan dilakukan setelah instalasi listrik terpasang di Depo
Lebakbulus. Pemasangan listrik akan dimulai bulan April ini dan diharapkan
rampung pada Juni mendatang.
"Pada bulan Juni, kami akan mulai mengetes rangkaian kereta pertama
di jalur Depo. Kemudian, uji coba kereta kedua dan selanjutnya akan dimulai
bulan Juli," ungkapnya.
Setelah diuji coba di jalur Depo, kemudian rangkaian kereta pertama akan
diuji coba di jalur utama kereta pada Agustus. Kemudian uji coba rangkaian
kereta kedua di jalur utama akan dilakukan pada November.
"Kemudian secara bertahap akan kita coba lakukan tes dan pengujian
operasional terintegrasi (integrated testing and commissioning).
Dilanjutkan pada bulan Desember, kita masuk pada fase trial run. Ini uji
coba rangkaian kereta di main line (jalur
utama) tanpa penumpang," imbuhnya.
Sebelum dioperasikan pada Maret 2019, William memastikan 16 rangkaian
kereta yang terdiri dari 96 gerbong kereta akan mendapatkan sertifikasi dari
Ditjen Perkeretaapian pada Desember 2018.
"Jadi nantinya akan ada 16 rangkaian kereta. Satu rangkaian terdiri
dari enam gerbong kereta. Satu rangkaian akan dapat mengangkut penumpang
sebanyak 1.950 orang dengan kecepatan antarkereta lima menit," katanya.
Terkait dengan kesiapan operasi dan pemeliharaan, William menjelaskan
progresnya per 25 April sudah mencapai 50,86 persen yang dapat terlihat dari
persiapan institusi yang sudah mencapai 52 persen dan persiapan SDM sudah
mencapai 48 persen.
"Kami sudah memulai diklat di API Madiun angkatan kedua pada 22
Maret lalu. Diikuti 24 orang. Terdiri dari calon masinis sebanyak sembilan
orang, petugas lalu lintas kereta tiga orang, petugas penumpang satu orang,
staf perawatan mesin lima orang dan staf stasiun 16 orang," terangnya.
Mengenai hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku sangat
mengapresiasi gerak cepat yang dilakukan PT MRT Jakarta untuk menyelesaikan
pembangunan konstruksi fisik 13 stasiun MRT. Ia mengharapkan, MRT sudah bisa
dinikmati warga Jakarta pada Maret 2019.
"Saya juga sudah meminta agar pekerjaan di atas untuk pembangunan
stasiun bawah tanah segera dirapikan karena kita sebentar lagi akan menjadi
tuan rumah Asian Games 2018," kata Sandiaga. ***Siswo Pramono
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !