Headlines News :
Home » » Pengurus/Pengelola GGR Kabur, Penghuni dan Pemilik Kecewa

Pengurus/Pengelola GGR Kabur, Penghuni dan Pemilik Kecewa

Written By Infobreakingnews on Kamis, 05 April 2018 | 20.46

Jakarta, Info Breaking NewsRatusan warga Gading Resort Residence (GRR) melakukan aksi unjuk rasa di kawasan tempat tinggal mereka yang berada satu kompleks dengan Mall of Indonesia di kawasan Kelapa Gading. Aksi ini merupakan hasil dari kekecewaan pemilik dan penghuni atas usaha mereka untuk menemui perwakilan warga P3SRS GRR yang tidak menemukan hasil.

Hal ini diawali dengan kenaikan Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL) yang cukup signifikan (hampir 40%) dan juga penambahan beban biaya listrik yang disebut listrik Area Bersama ke masing-masing warga. Pengelola mengklaim bahwa listrik area bersama tidak termasuk di dalam IPL walaupun menurut warga hal operasional dan pemeliharaan area bersama adalah jelas salah satu komponen IPL di dalam buku tata tertib yang dibagikan ke warga. 

Polemik antara pengelola, pengurus, dan pemilik/penghuni  GGR seperti tak berkesudahan hingga akhirnya pengelola menyelenggarakan rapat/musyawarah agar semua jelas dan transparan . Dalam rapat itu warga menuntut  pengurus agar mebeberkan laporan keuangan secara gamblang dan jelas, rapat yang digelar di Hotel Sun Lake Sunter Kamis (05/04/218) berlangsung ricuh.

Suasana Penghuni yang Harap Cemas
Kericuhan terjadi bermula pihak pengelola maupun pengurus semerawut dalam registrasi peserta rapat yang merupakan pemilik unit sehingga beberapa pemilik GGR marah dan terjadi cekcok mulut. Pengurus terkesan menutup semua kejadian dengan melarang awak media Meliput kericuhan itu. Bahkan sempat ada  tiga pemilik melaui kuasanya gagal mengikuti rapat karena tiga pemilik apartment  itu sudah ada yang menempati absensinya ketika ditanya bagian registrasi tidak rapat menunjukan siapa yang menghadiri diduga ada pemalsuan tanda tangan Oleh bagian pengelola.

Meski di jaga ketat  oleh aparat kepolisian serta TNI
Mengadapi kemarahan puluhan orang baik pengurus  maupun pengelola memilih untuk pergi diam-diam meninggalkan tempat rapat yang sudah disiapkan pihak pengelola, sehingga membakar amarah para pemilik/penghuni. Hal itu terkesan bahwa pengurus dan pengelola tidak bertanggung jawab dan ada indikasi kuat bahwa ada permaian yang menyalahi ADART. 

Salah seorang Kuasa Hukum Julius L yang mengaku kuasa dari pengurus sempat melarang adanya pembentukan pengurus baru namun puluhan orang yang sudah terbakar amarahnya menolak dengan berteriak serta mengusir Julius dari ruang rapat sehingga dengan terpaksa Juliuspun pergi.

Dengan kekecewaan akhirnya pemilik/penghuni GGR  menggelar rapat tanpa hadirnya pengurus dan pengelola untuk membentuk kepengurusan baru, dan setelah terbentuk selanjutnya akan disahkan di Notaris . *** Dewi
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved