Jakarta, Info Breaking News - Ambruknya sisi Barat proyek konstruksi nasional Jembatan Widang di jalan Lamongan-Tuban (Jawa Timur) yang membentang di atas Sungai Bengawan Solo perlu dicermati sebagai kegagalan manajemen konstruksi.
"Perlu ditelusuri apakah ada data studi kelaikan proyek yang mencatat tentang desain dan umur bangunan?" kata Guru Besar Manajemen Konstruksi Universitas Pelita Harapan (UPH) Prof Manlian Ronald. A. Simanjuntak di Jakarta, Rabu (18/4).
Mengingat jembatan Widang merupakan proyek nasional, dia mempertayakan peran pemerintah pusat dan daerah. "Apakah ada data desain teknis proyek yang andal. Hal ini digunakan untuk analisis apakah desain saat ini masih laik?" kata dia
Dia mengatakan, pihak berwajib perlu menyelidiki desain awal jembatan itu termasuk dokumentasi pemeliharaan yang meliputi proses perencanaan, perawatan, dan pergantian. Selain itu, perlu mendalami manajemen operasional yang didahului proses uji coba, yang dilanjutkan proses operasional. "Apakah dokumentasi sudah memiliki keakuratan dari berbagai hasil kajian yang profesional," kata dia.
Diketahui Jembatan Widang putus pada Selasa (17/4) sekitar pukul 11.05 WIB hingga menyebabkan sejumlah truk dan motor tercebur ke sungai. Jembatan Widang pada 2017, juga sempat mengalami pergeseran atau ambles sedalam 15 sentimeter.
Lokasi ambrolnya Jembatan Widang yang menghubungkan Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, dengan Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jatim, berada di sisi barat.*** Dani Setiawan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !