Headlines News :
Home » » Bambang Soesatyo: Saya Sebelum Jadi DPR Jadi Wartawan dan Jualan Sayur

Bambang Soesatyo: Saya Sebelum Jadi DPR Jadi Wartawan dan Jualan Sayur

Written By Infobreakingnews on Sabtu, 05 Mei 2018 | 10.35

Jakarta, Info Breaking News – Pengakuan terbuka dihadapan publik oleh politisi dari Partai Golkar  Bambang Soesatyo bahwa sebelum duduk diperlemen atau di senayan dulunya jadi wartawan disamping wartawan dia bekerja jualan sayur dari Bekasi ke Jakarta, kenapa harus dari bekasi, karena dibekasi harga sayurnya murah, ujar Bambang mengenang masa lalunya, di acara STT Rahmat Emmanuel (REM) Kelapa Gading Jakarta Utara Jumat 4/5/2018. Dalam acara kuliah umum dengan mendatangkan nara sumber Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dengan mengambil topik: Wajah Baru Wakil Rakyat, Jumat  di Aula Lantai 4 STT REM, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Mengawali materi ilmiahnya, Bamsoet (begitu akrab disapa) menjelaskan bahwa menjadi orang berhasil tentu tidak mudah kita memerlukan perjuangan, dan yang membuat kita berhasil itu kita sendiri bukan orang lain kata bambang. Jadi kalau saat ini sudah duduk  DPR itu memerlukan perjuangan panjang dan berliku sebab saya ini bukan orang kaya dulunya kalau sekarang saya saya sudah punya usaha itu suatu perjuangan yang luar biasa  ujar alumni Jayabaya tersebut. Dalam kuliah umum ini saya akan memaparkan bahwa di DPR itu adalah tempat untuk mengambil kebijakan. Karena itu, setiap orang yang ingin berperan mengambil kebijakan maka DPR adalah tempatnya.

“Jadi bukan di Gereja atau Mesjid tempat untuk mengambil kebijakan  negara, institusinya adalah DPR RI, karena itu saya ajak biar kita di sini bisa juga berperan di sana,” kata Bambang

Terkait UU MD3, ada yang menunding bahwa DPR tidak pro rakyat  karena DPR membentengi dirinya, itu tidak benar, kami ini wakil rakyat tentu yang kami perjuangkan itu adalah kepentingan rakyat kata Bambang menjelaskan bahwa tidak ada keinginan untuk memperkuat diri tetapi maksudnya memperbaiki UU tersebut.

“Sekarang UUM D3 sedang diuji di Mahkamah Konstitusi apa pun keputusannya DPR akan menerima, karena memang kerja untuk rakyat,” paparnya menjelaskan.

Menurutnya, sebenarnya menjadi anggota DPR tidaklah sulit, hanya dengan meyakinkan 100 – 300 ribu orang, maka sudah bisa duduk di Senayan. “Yang penting bisa dipercaya oleh rakyat,” imbuhnya. Meski demikian memang perlu kerja keras dan perjuangan.

Menarik, di bawah pimpinan Bamsoet, memang diharapkan DPR wajah baru dengan beberapa kebijakan baru seperti membuat kepemimpijan tidak formalitas semata, misalnya tidak menggunakan mobil dinas RI 6. Menyediakan pertemuan informal setiap Selasa, full menyediakan waktu untuk rakyat.

Terobosan lain, semua kegiatan DPR bisa dipantau dari HP, dengan menyediakan software dengan aplikasi khusus.

“Sekarang semua kegiatan DPR bisa diakses dari HP, termasuk rapat dengar pendapat dengan pemerintah, semua bisa disaksikan langsung hanya dengan klik live lewat HP. Kita menyesuaikan dengan zaman modern dengan penyediaan aplikasi,” ujarnya

Menanggapi tudingan bahwa DPR antikritik, Bambang mengatakan bahwa institusinya tidak anti kritik sama sekali. Untuk itu, dia malah membuat kontestasi dengan semacam lomba mengkritik DPR, nanti kritik yang terbaik akan mendapat hadiah. “Selain sepeda motor nanti juga hadiah uang untuk kritik terbaik,” kata pria yang mengaku 25 tahun mempersiapkan diri baru terpilih DPR RI.

Saat ini untuk membuat DPR lebih modern, kata Bamsoet maka sekarang di DPR sudah menerima aduan-aduan dari daerah dan semuanya ditampung. Bambang juga menegaskan bahwa seorang wakil rakyat memang harus memperjuangkan anggaran untuk daerah pemilihannya.

“Saya sendiri juga sangat memperjuangkan anggaran untuk Jawa Tengah asal pemilihan saya. Hal seperti itu memang harus dan wajib dilakukan,” tutur Bambang sembari menambahkan bahwa anggaran kurang lebih 2000 triliun penggunanya pemerintah, jadi karena itu tidak benar kalau DPR disebut sarang korupsi.

Bamsoet juga berharap kepada para aparat  penegak hukum bahwa terkait dengan terjadinya intimidasi, yang dialami oleh beberapa warga beberapa waktu lalu, agar para pelaku tersebut harus ditindak tegas aparat. Beda pendapat itu biasa tetapi tidak boleh mengintimidasi.*** Philipus.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved