Jefry Tambayong memberikan klarifikasi melalui acara konferensi pers di kantornya |
Hal tersebut disampaikan oleh Jefry pada acara
konferensi pers di kantornya di Malaka, Jakarta Timur, Kamis (3/5/2018).
“Kami diundang Forum Untukmu Indonesia (FUI)
penyelenggara yang diketuai Dave Rivano untuk mengisi acara di acara Sabtu
(28/4/2018). Dan sesuai run down kami
dijadwalkan mengisi acara 10 menit sekitar pukul 10. Karena ini deklarasi untuk
perang terhadap pengguna narkoba hingga kami mendukung dan bersedia ikut
mengisi acara,” jelas Jefry Tambayong.
Untuk menyatakan dukungannya dalam memerangi narkoba,
Jefry turut mengundang beberapa organisasi relasinya seperti organisasi biker, masyarakat adat, ojek online,
ormas RT/RW dan bersama anak muda yang tergabung dalam Pionir untuk hadir di
sana.
Jefry mengaku pihaknya juga merasa dirugikan dengan
insiden kisruh saat pembagian sembako tersebut tetapi dengan statusnya yang
hanyalah pengisi acara, ia mau tak mau harus mengikuti prosedur yang berlaku.
“Tapi kami manut saja karena kami memang hanya
diundang khusus untuk pengisi acara. Kami juga turut menjadi korban karena
hanya dapat kupon tanpa bisa ditukar sembako dan makanan. Kita juga akhirnya
cari makan sendiri,” paparnya.
Jefry juga menilai sepanjang acara banyak terjadi
penyimpangan. Meski begitu, ia menganggap hal tersebut terjadi secara tidak
disengaja oleh pihak panitia.
Jefry Tambayong menambahkan tujuannya ikut acara
adalah dalam rangka menggaungkan anti atau perang narkoba memang berjalan baik.
Kampanye anti narkoba ini penting mengingat Jakarta adalah kota terbesar dengan
pengguna narkoba di Indonesia.
“Ada lebih dari satu juta pecandu dan pengguna narkoba
di Jakarta, makanya momen acara cocok untuk deklrasi anti narkoba. Saya
mengerti ada kesulitan- kesulitan di siang terik tersebut, kami tetap
menghormati penyelenggara,” tegasnya kembali menjelaskan keterlibatan pihaknya.
Ditambahkan Richard Nayoan, Sekjen Pemuda Indonesia
Bersinar (Pionir) memang setelah acara berlangsung bahwa banyak yang meminta
pertanggungjawaban. Tetapi karena Pionir hanya pendukung acara bukan panitia
acara, permintaan itu dianggap keliru.
“Kehadiran kami karena ingin wujudkan Indonesia
bersinar (bersih narkoba). Terbukti bahwa Pionir, GMDN dan lainnya mendapatkan
rekor MURI,” ungkap Richard.
“Kami bukan panitia penyelenggara bukan inisiator,
kami hanya mengisi acara dalam hal ini deklrasi anti narkoba. Memang targetnya
1 juta dan 1000 organisasi yang anti narkoba. Mungkin karena kami pakai baju
seragam merah dianggap sebagai panitia dan dituding berafiliasi dengan partai
tertentu, padahal sama sekali tidak,” tambahnya
Ketua Paguyuban RT/RW Sismono yang turut hadir mengaku
dirinya sedih dan kecewa kalau acara kemarin kurang teroganisir dengan baik
membuat sampah bertebaran di mana. Namun, dia menampik kalau acara ajang untuk
misi agama tertentu.
“Tujuan saya hadir murni karena mendukung deklarasi
anti narkoba, agar warga terhindar,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Jefry Tambayong juga menyampaikan
permintaan maaf untuk komunitas yang juga rombongannya ke Monas seperti forum
RW, masyarakat Adat, Pionir, dan ormas lainya.
“Acara berjalan baik tapi memang tidak dapat makan dan
sembako hanya dapat kupon juga. Secara legal standing hukum kami tidak ada
hubungan untuk diminta pertanggungjawaban,” tutur dia.
“Segala kekacauan yang terjadi sehingga timbul korban
(dua meninggal), kami berdoa untuk korban dan keluarga. Saya kira ini jadi
pelajaran berharga ke depan dalam melaksanakan acara bertema kebangsaan.
Panitia pasti juga akan klarifikasi nanti,” tandasnya. ***Philippus
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !