Surabaya, Infobreakingnews –
Belum lama berduka akibat kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob beberapa hari lalu, hari ini Indonesia kembali
menangis akibat serangan bom yang menghantam tidak hanya satu tetapi tiga
gereja sekaligus di Surabaya.
Salah seorang pelaku bom bunuh
diri tersebut diduga adalah seorang ibu yang membawa dua balita. Ketiganya
tewas seketika di lokasi kejadian, yakni Gereja Kristen Indonesia (GKI), Jalan
Diponegoro , Surabaya, Jakarta Timur.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Wakapolrestabes)
Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Benny Pramono mengungkapkan hingga
kini pihaknya masih selidiki identitas pelaku.
Menurut
keterangan seorang saksi, seorang ibu dengan menggandeng dua orang anak usia
balita memaksa memasuki ruang kebaktian di GKI Jalan Diponegoro Surabaya pada
sekitar pukul 07.45 WIB. Saat itu kebaktian di GKI Jalan Diponegoro Surabaya
belum dimulai. Menurut jadwal, kebaktian akan berlangsung pada pukul 08.00 WIB.
Ibu
dan dua anaknya yang berupaya masuk ke ruang kebaktian ini sempat dihalau oleh
seorang sekuriti di pintu masuk GKI Jalan Diponegoro Surabaya, sebelum kemudian
ketiganya meledakkan diri di halaman gereja.
Selain
ibu tersebut, dua pelaku serangan bom lainnya adalah dua orang laki-laki yang
belum diketahui identitasnya.
Serangan
bom yang menewaskan 10 orang dan mengakibatkan 41 orang luka-luka tersebut
diduga merupakan respons dari apa yang terjadi di Mako Brimob beberapa hari
lalu.
Menyusul
kejadian hari ini di Surabaya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono
mengaku pihaknya juga turut meningkatkan kewaspadaan di Ibu Kota Jakarta.
Ia
berharap masyarakat juga ikut membantu mengamankan situasi dan kondisi di
lingkungan mereka dan tak segan-segan untuk melapor jika melihat hal yang
mencurigakan.
PGI Kecam Serangan Bom Surabaya
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyayangkan
aksi pengeboman yang terjadi di sejumlah gereja di Surabaya pada Minggu
(13/5/2018) pagi. Menurut Sekretaris Umum PGI Gomar Gultom, tindakan semacam
itu hanya akan mengarahkan pada kehancuran dan melahirkan lingkaran kekerasan
baru.
Gomar pun mengimbau agar para pemimpin agama tidak memberi
angin dan simpati kepada pelaku kekerasan dan terorisme. Lebih lanjut, Gomar
berpendapat bahwa masyarakat juga harus lebih serius mewaspadai munculnya
pendukung kekerasan dan tindakan terorisme yang berbalutkan penginjil atau
pendakwah.
Dalam kesempatan yang sama, Gomar juga mengimbau agar
masyarakat tidak menyebarkan foto dan video dari aksi pengeboman di sejumlah
gereja di Surabaya tadi pagi. Menurut Gomar, penyebaran video hanya akan
menebarkan rasa takut di tengah masyarakat.
“Saya justru mengimbau masyarakat untuk menebarkan kasih dan rasa damai melalui ragam media,” ucap Gomar. ***Dani Setiawan
“Saya justru mengimbau masyarakat untuk menebarkan kasih dan rasa damai melalui ragam media,” ucap Gomar. ***Dani Setiawan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !