Tokyo, Info Breaking News - Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan yang tidak siap dengan perubahan dan inovasi menjadi tertinggal. Untuk mengembangkan bisnisnya, Lippo Group saat ini tengah melirik teknologi blockchain untuk mendorong pertumbuhan secara digital di semua lini, mulai dari kesehatan hingga e-commerce.
Berbicara dalam Asia Nikkei Asia300 Forum di Tokyo, Jepang, Senin (21/5), pendiri Lippo Group Mochtar Riady yang akan berulang tahun ke-89 bulan ini mengatakan bahwa teknologi blockchain "sederhana" dan "sangat berguna" untuk mengembangkan keamanan digital bisnisnya. Mochtar juga mengatakan akan menerapkan teknologi blockchain dalam bisnis e-commerce perusahaan. Lippo Group memiliki perusahaan e-commerce MatahariMall.com.
Salah seorang sumber anonim mengatakan kepada Nikkei Asian Review bahwa Lippo berencana investasi di perusahaan startupberbasis blockchain.
Sebagai negara berkembang, Indonesia menunjukkan pertumbuhan cepat dalam tingkat adopsi internet berkat smartphone yang semakin terjangkau dan kualitas layanan data yang membaik. Hal ini membuat bisnis berbasis digital seperti transportasi online dan e-commerce tumbuh dengan pesat.
Sebagai seorang pengusaha, Mochtar dikenal sebagai pebisnis yang cepat beradaptasi dan pintar melihat peluang. Dia sukses mengembangkan bisnis properti, kesehatan, perbankan, ritel, hingga pendidikan. Lippo juga mengembangkan sayapnya ke sektor startupdengan investasi di Grab, perusahaan transportasi online berbasis di Singapura, dan OVO, penyedia layanan pembayaran digital. Tiap tahun, Lippo meraup pendapatan US$ 7 miliar dan Forbes menempatkan Mochtar sebagai orang terkaya kesembilan di Indonesia dengan aset US$ 2,9 miliar.
Transformasi digital menjadi fokus Lippo berikutnya. John Riady, kepala operasi digital Lippo Group, mengatakan kepada Nikkei Asian Reviewtahun lalu bahwa Lippo akan menginvestasikan US$ 100 juta tiap tahun di sektor digital.
Dalam forum yang dihadiri 180 pebisnis terkemuka di Jepang, Mochtar mengatakan bahwa perkembangan teknologi "berpengaruh" terhadap peritel tradisional, tetapi hal ini bisa diatasi dengan memahami kebutuhan konsumen. Menurut Mochtar, dibutuhkan strategi "offline" dan "online" untuk memahami interaksi antarmanusia.
Mochtar juga mengatakan bahwa perang dagang AS dan Tiongkok tidak akan menguntungkan kedua belah pihak. Dia yakin bahwa Presiden Trump dari AS dan Xi Jinping dari Tiongkok pada akhirnya akan bekerja sama juga nanti. *** Mey Lin.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !