Jakarta, Infobreakingnews – Sejumlah
rektor dan direktur perguruan tinggi negeri (PTN) se-Indonesia hari ini,
Rabu(16/5/2018) memenuhi panggilan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Menristekdikti) Muhammad Nasir.
Mengingat bulan Ramadhan
sudah mulai berjalan, Nasir meminta kepada para rektor agar mengawasi secara
ketat materi-materi ceramah yang diberikan di kampus masing-masing sepanjang
bulan suci Ramadhan ini.
"Saya
memberikan pesan khusus kepada para rektor. Pertama terkait kegiatan-kegiatan
dalam menghadapi Ramadhan. Dalam menghadapi Ramadhan ini saya ingin kampus
betul-betul menjadi rujukan untuk kedamaian. Kampus harus menjadi pusat ilmu
pengetahuan. Dalam hal ini jangan sampai terjadi radikalisme dan intoleransi,"
jelasnya di Kantor Kemenristek Dikti, Senayan, Jakarta Selatan.
Natsir
mengimbau agar para penceramah di kampus mampu memberikan materi yang berisi
pesan perdamaian bukan yang bermuatan intoleransi.
"Dalam
bulan Ramadhan ini saya meminta penceramah-penceramah memberikan pencerahan.
Bisa memberi kedamaian dan ketenangan pada seluruh warga di kampusnya
masing-masing. Semua yang melakukan (ceramah) jangan sampai mengacu pada
intoleransi," tegasnya.
Jika ada
oknum-oknum dalam di lingkungan kampus baik dosen maupun mahasiswa yang
melanggar, para rektor diharap dapat mengambil tindakan tegas. Mereka diminta
untuk memberi peringatan. Namun jika tidak berhasil, maka oknum yang
bersangkutan harus dipindah.
"Intoleransi
baik dari dosen maupun mahasiswa jangan sampai terjadi dan apabila terjadi
segera diberikan peringatan dan segera dipindah," jelasnya.
Organisasi dakwah kampus
juga harus didampingi para dosen sehingga tetap pada jalurnya. Hal ini untuk
mencegah berkembangnya paham radikalisme yang disebarkan melalui organisasi
dakwah kampus.
"Harus didampingi para
dosen," tegasnya.
Sebelumnya, menurut
pengakuan Nasir pihaknya sudah memberhentikan salah seorang dosen yang diduga
terpapar paham radikalisme. Namun, ia enggak memberi penjelasan mengenai
identitas sang dosen dan dimana tempat ia mengajar.
"Sudah
ada minggu lalu, (di kampus mana?) ya ada di Indonesia," tutur Nasir
singkat di Kantor Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !