Jakarta, Infobreakingnews - Novel Baswedan berharap
tim pemantau kasus penyiraman air keras yang dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (Komnas HAM) dapat memberikan informasi terbaru kepada Presiden Joko
Widodo (Jokowi) dengan tujuan agar Presiden beserta jajarannya dapat segera
mengambil langkah strategis dalam menyelesaikan kasus teror yang menimpa
dirinya serta memperkuat lembaga antikorupsi.
"Cara terbaik bagi Komnas HAM untuk berikan informasi kepada bapak
presiden atau kepada pejabat-pejabat di negara ini, sehingga langkah-langkah
strategis bisa dilakukan untuk penguatan KPK," kata Novel di Gedung KPK,
Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Diketahui, awal Februari lalu Komnas HAM membentuk sebuah tim pemantau
untuk mengusut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK
tersebut. Tim ini sudah bekerja dengan meminta keterangan Novel, pihak KPK
maupun Polri sebagai pihak yang menyelidiki kasus teror tersebut.
Novel berharap agar tim bentukan Komnas HAM tersebut dapat bekerja
secara maksimal. Setidaknya dengan tenggat waktu kerja selama 3 bulan, tim
tersebut dapat merampungkan investigasinya bulan ini atau paling lambat bulan
depan. Novel mengatakan, tim kuasa hukumnya yang nanti akan mengonfirmasi
kelanjutan kerja tim tersebut.
"Jadi rasanya semoga bulan ini atau
bulan depan Komnas HAM sudah bisa menyelesaikan hasil investigasinya,"
harapnya.
Di sisi lain, Novel meminta pimpinan KPK
memiliki komitmen yang kuat untuk melindungi para pegawainya karena komitmen
mereka dinilai dapat menjadi jaminan terus berjalannya pemberantasan korupsi.
"Ke depan setiap penyerangan kepada orang KPK, pimpinan KPK tentu
harus mau buka itu sebagai masalah yang serius dan melaporkan itu kepada
pihak-pihak yang punya kewajiban melakukan tindakan-tindakan itu,"
katanya.
Novel menegaskan, komitmen pimpinan KPK ini penting lantaran terdapat
pegawai KPK lainnya yang juga mendapat teror seperti dirinya. Novel berharap
keberanian para pegawai yang bekerja di KPK dalam mengusut kasus korupsi tak
ciut dengan teror.
"Harapannya tentu dengan perlindungan demikian, kita semua tidak
mengharapkan orang-orang di KPK yg bekerja memberantas korupsi kemudian
keberaniannya jadi turun. Kita berharap dengan pola-pola perlindungan komitmen
kita semua dan pimpinan KPK kita berharap ke depan pegawai KPK bisa lebih
berani, kuat dan lebih independen. Itu juga (kami) tidak mau apabila
orang-orang yangg selama ini mengganggu dan menyerang orang-orang KPK kemudian
menjadi lebih berani, karena itu membahayakan," pungkas Novel. ***Siswo
Pramono
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !