Jakarta, Infoi Breaking News - Usaha rintisan atau startup digital dalam beberapa tahun belakangan ini tumbuh subur di Indonesia. Bahkan sudah ada empat startup asal Indonesia yang menyandang status “unicorn” dengan nilai valuasi lebih dari US$ 1 miliar, yaitu Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka.
Di sisi lain, penggunan teknologi digital juga semakin mendominasi berbagai dunia usaha. Kondisi ini membuat kebutuhan akan programmer handal makin meningkat. Sayangnya, belum banyak sumber daya manusia Indonesia yang memiliki kemampuan memadai untuk mendukung tren ekonomi digital tersebut.
Penggagas Coding Smart School, Mercy Sihombing, mengatakan saat ini Indonesia masih kekurangan programmer handal yang selalu mengikuti perkembangan teknologi digital, padahal peluang kerjanya terbuka sangat lebar. Kemampuan coding atau menciptakan program komputer kini menjadi skill yang paling dicari dengan gaji yang menggiurkan. Keahlian tersebut juga bisa digunakan untuk mengembangkan perusahaan teknologi sendiri, misalnya membuat startup digital.
Meskipun sudah banyak perguruan tinggi yang membuka jurusan Teknologi Informasi (TI), menurut Mercy keahlian lulusannya banyak yang tidak relevan dengan kebutuhan industri. Sebab, teknologi berkembang sangat cepat, sementara ilmu yang diajarkan oleh dosen kebanyakan masih berdasakan pada ilmu yang dipelajarinya dulu.
“Indonesia masih kekurangan programmer yang handal. Makanya banyak perusahaan yang mempekerjakan programmer dari luar negeri. Kebutuhannya memang sangat tinggi. Bahkan beberapa CTO dan CEO e-Commerce besar di Indonesia sudah sering menanyakan, kapan programmer lulusan Coding Smart School bisa bergabung di tempat mereka,” kata Mercy saat berbincang dengan Info Breaking News, Rabu (2/5/2018) di Jakarta.
Jika peluang besar ini tidak ingin direbut oleh programmer dari luar negeri, mempelajari ilmu coding menurutnya menjadi sebuah keharusan. Apalagi jika melihat tren menjamurnya startup digital dan pengadopsian teknologi digital dalam berbagai bidang.
“Ke depannya kan diprediksi ada beberapa jenis pekerjaan yang akan hilang. Kemampuan coding ini jadi salah satu modal penting kalau tidak mau terhempas oleh kemajuan zaman. Sekarang pun sudah mulai kelihatan, semuanya berbasis komputer, pakai Artificial Intelligence,” tutur Mercy.
Dimulai Sejak Dini
Tidak hanya untuk orang dewasa yang tengah bersiap memasuki dunia kerja, menurut Mercy ilmu coding sudah selayaknya menjadi skilldasar anak-anak Indonesia seperti yang terjadi di negara-negara maju. Sejak dini, anak-anak sudah harus diperkenalkan dengan teknologi yang akan menjadi kunci keberhasilan karier mereka di masa depan.
Tidak hanya untuk orang dewasa yang tengah bersiap memasuki dunia kerja, menurut Mercy ilmu coding sudah selayaknya menjadi skilldasar anak-anak Indonesia seperti yang terjadi di negara-negara maju. Sejak dini, anak-anak sudah harus diperkenalkan dengan teknologi yang akan menjadi kunci keberhasilan karier mereka di masa depan.
“Di era digital seperti saat ini, ilmu coding sudah sama pentingnya dengan ilmu-ilmu lain yang dipelajari di sekolah seperti matematika atau bahasa Inggris,” tuturnya.
Sejak usia 10 tahun, anak laki-laki Mercy yang bernama Andre Christoga juga sudah difasilitasi olehnya untuk belajar coding. Bahkan di usianya yang baru menginjak 14 tahun, Andre kini mulai banyak mendapatkan proyek untuk membuat produk teknologi berkat ilmu coding yang dimilikinya.
“Dia kebetulan suka sekali bermain game. Tapi saya tidak mau anak saya hanya menjadi user saja. Harus juga bisa mengembangkan aplikasi sendiri. Makanya saya fasilitasi untuk belajar coding dan anaknya memang suka,” imbuhnya.
Melalui dukungan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, Mercy selama satu tahun ini juga mulai menjalankan Coding Smart School, lembaga pendidikan vokasi setara SMA yang fokus mengajarkan teknologi, coding, dan programming. Kurikulumnya dirancang untuk membangun keahlian yang dapat diaplikasikan pada industri teknologi terkini. Mentornya pun merupakan para praktisi andal yang memang berkecimpung di dunia teknologi digital.
Di sekolah ini, para siswa tetap akan mempelajari enam mata pelajaran wajib. Di luar itu, mereka akan difokuskan mempelajari ilmu codingselama dua tahun, kemudian menjalani magang selama satu tahun di perusahaan teknologi atau startup yang bermitra dengan Coding Smart School.
Membangun Logika Berfikir
Pentingnya membekali ilmu coding sejak dini juga diutarakan Fransiska Oetami, salah satu pendiri Clevio Coder Camp sebagai salah satu pionir kursus programming edu-game di Indonesia. Bahkan program kursus programming di Clevio sudah diberikan untuk anak-anak mulai usia 6 tahun.
Pentingnya membekali ilmu coding sejak dini juga diutarakan Fransiska Oetami, salah satu pendiri Clevio Coder Camp sebagai salah satu pionir kursus programming edu-game di Indonesia. Bahkan program kursus programming di Clevio sudah diberikan untuk anak-anak mulai usia 6 tahun.
“Dengan adanya perubahan jenis pekerjaan, di mana hampir semua bidang menggunakan teknologi, ilmu coding sudah seharusnya masuk dalam kurikulum inti di sekolah,” tuturnya.
Dengan belajar ilmu coding, lanjut Fransiska, ada banyak manfaat yang didapat. Seperti membangun logika berfikir dan melatih team work.
“Dengan mengajarkan programming, kita bisa membantu mengembangkan pola pikir logika anak-anak, serta mengembangkan logika psiko-sosial mereka. Makanya di tempat kami itu para siswanya tidak bekerja sendiri, melainkan bekerja sama dalam tim yang terdiri dari dua sampai tiga siswa sebagai Game Designer, Game Programmer dan Project Manager. Jadi setiap anak bisa belajar bertukar pendapat dan mengambil keputusan bersama dalam berbagai project,” tuturnya.
Tidak hanya anak-anak, Clevio juga terus mendorong para perempuan untuk mempelajari ilmu teknologi, apakah itu sebagai programmer, atau memanfaatkan teknologi untuk berbisnis. Apalagi jumlah programmer perempuan di Indonesia masih sangat minim. Karenanya, selain membuat program kursus coding untuk anak-anak, di Clevio juga ada program kursus coding untuk para ibu.
"Dengan makin besarnya penggunaan teknologi dalam kehidupan kita, kalau perempuan hanya sebagai pengguna saja, sementara yang membuat kebanyakan laki-laki, nantinya akan kelihatan ada blindspot. Produk-produk teknologi yang untuk perempuan akan terasa tidak ramah perempuan. Karena kan yang paling mengerti kebutuhan perempuan sebenarnya ya perempuan,” tuturnya.
Menurut Fransiska, sudah tidak zamannya lagi berpikir kalau dunia teknologi hanya untuk laki-laki. Dalam era teknologi digital seperti saat ini, di mana hampir semua lini kehidupan tidak bisa lepas dari teknologi, perempuan juga harus bisa membuat sebuah produk teknologi, tidak hanya sebagai pengguna saja.
Belajar Coding Secara Online
CEO Dicoding Narenda Wicaksono mengungkapkan, minat masyarakat untuk mempelajari ilmu coding saat ini sudah makin besar. Contohnya saja di Dicoding yang memiliki sekitar 40.000 murid di seluruh Indonesia. Namun Narendra memberi cacatan khusus perihal kemampuan logika berfikir yang dinilainya masih perlu ditingkatkan.
CEO Dicoding Narenda Wicaksono mengungkapkan, minat masyarakat untuk mempelajari ilmu coding saat ini sudah makin besar. Contohnya saja di Dicoding yang memiliki sekitar 40.000 murid di seluruh Indonesia. Namun Narendra memberi cacatan khusus perihal kemampuan logika berfikir yang dinilainya masih perlu ditingkatkan.
“Belajar coding itu logika berfikirnya harus kuat, begitu juga dengan kemampuan menganalisa dan memikirkan alur algoritma. Analoginya, kalau misalkan kita mau ke Bandung dari Jakarta, harus bisa mikir mana jalan yang paling efektif untuk bisa sampai ke sana, apakah lewat Bogor, Sukabumi, atau Puncak. Logika berfikir ini yang masih harus terus diasah,” tuturnya.
Di antara profesi lain, menurut Narenda permintaan terhadap programmer termasuk yang paling tinggi. Sayangnya kemampuan yang dimiliki lulusan perguruan tinggi jurusan TI banyak yang tidak relevan dengan kebutuhan industri. Akhirnya banyak yang justru bekerja di bidang lain yang tidak ada kaitannya dengan ilmu yang mereka pelajari.
Di awal tahun 2015, Narendra mendirikan Dicoding Academy untuk membantu para lulusan TI atau programmer mengembangkan kemampuannya. Sebagai satu-satunya Google Authorized Training Partner atau mitra pelatihan yang diakui di Indonesia, semua modul pembelajaran telah diverifikasi langsung oleh Google untuk memastikan materi yang diajarkan relevan dan sesuai dengan kebutuhan industri digital saat ini. Beberapa lulusannya kini sudah bekerja di berbagai e-Commerce besar, di Go-Jek, BTPN, hingga membangun startup digital.
“Program belajar ini kami buat online agar bisa menjangkau seluruh masyarakat di Indonesia. Programnya berlangsung selama 90 hari dan butuh komitmen penuh serta self learning yang bagus. Setiap tugas yang dikerjakan juga akan direview langsung dari para inovator dan developer expert,” ujar Narendra.
Selain Coding Smart School, Clevio Coder Camp, dan juga Dicoding, di luar sana ada banyak sekali lembaga pendidikan maupun tempat kursus coding yang bisa diikuti, baik yang offline maupun online. Seperti Coding Indonesia, Hacktive8, Binar Academy, Code For Indonesia, dan masih banyak lagi. Bila tak ingin tergilas perkembangan zaman, mulailah dedikasikan waktu untuk mengasah kemampuan coding yang sangat berguna di masa sekarang dan masa depan.*** Nadya Emilia.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !