Canberra, Infobreakingnews –
Aksi menyelam mencari makanan di tempat sampah atau yang lebih terkenal disebut
dengan dumpster diving menjadi fenomena
unik yang sering dilakukan ratusan warga Australia.
Dumpster
diving sendiri biasanya melibatkan mengaduk-aduk tumpukan
sampah di belakang peritel dengan tujuan untuk menemukan makanan yang bisa
diselamatkan.
Beberapa orang mengaku
mereka melakukannya karena tidak dapat menolak makanan gratis. Sebagian lainnya
menjadikan kesulitan finansial sebagai alasan mereka melakukan dumpster diving.
Andy
Paine, salah seorang warga mengaku ia dan teman-teman serumahnya mengais tempat
sampah setiap beberapa hari dan mengatakan biaya bisa menjadi faktor besar bagi
banyak orang di daerah itu. Demikian seperti dilansir ABC
Australia, Senin (7/5/2018).
"Bahkan jika Anda
tinggal di pemukiman yang tidak aman di sini, Anda membayar cukup mahal untuk
sewa dan pengeluaran lain, dan kadang-kadang sulit terutama untuk makan
sehat," kata Paine.
"Kami mendapat banyak
buah dan sayuran, banyak roti, kadang-kadang beberapa kaleng dan bermacam
botol."
"Ada banyak orang di
rumah saya dan kami hidup hampir seluruhnya dari tempat sampah," ungkapnya.
Sebuah
studi mengungkapkan bahwa biaya hidup di negara kangguru tersebut meningkat
secara pesat lebih daripada negara-negara lainnya.
Kecilnya
pertumbuhan upah di Australia juga menjadi momok meningkatnya tekanan hidup
bagi rumah tangga yang kurang mampu disana.
Penelitian
oleh Deloitte Access Economics dan RACQ menunjukkan banyak rumah tangga di
Queensland "mungkin memang mengalami tekanan hidup yang signifikan".
Agar hemat pengeluaran,
Mandy Hodges telah melakukan dumpster diving untuk
bagian yang lebih baik dalam setahun.
Dia mengatakan banyaknya
makanan yang dia temukan sangat mencengangkan, seringkali harus memberikan
sebagian dari barang-barang yang diangkutnya kepada keluarga-keluarga miskin
lainnya di daerah tersebut.
"Biasanya, kami
mungkin bisa menemukan cukup untukpasokan sekitar satu minggu," kata
Hodges.
"Kadang-kadang kami
mendapatkan cukup daging, kadang-kadang kami tidak dapat - kadang-kadang kami
mungkin mendapat 10 iga daging domba sampai muak dengan iga domba,"
katanya.
Dia mengatakan dia memiliki
mantra yang sangat sederhana dalam hal kesehatan dan keselamatan.
"Kalau ragu buang
saja," katanya.
Sementara
itu, sebuah organisasi bantuan makanan terbesar di Australia, Foodbank
menjelaskan bahwa 65.000 warga Australia
berbalik dengan tangan kosong dari badan amal makanan setiap bulan karena
kurangnya sumber daya.
Foodbank
mengaku pihaknya tidak membenarkan dumpster diving, sebagian karena standar
kesehatan dan keselamatan yang ketat itu berlaku untuk produk yang diterimanya
sebelum menyerahkannya, tetapi mengakui ini sebagai masalah.
"Jika [orang] selama
berhari-hari tanpa makan, Anda menjadi sangat putus asa dan Anda akan melakukan
beberapa hal yang cukup putus asa," ungkap Chief
Executive Officer Foodbank Queensland, Michael Rose.
"Apa yang dimaksud
adalah lazimnya masalah kerawanan pangan tepat di depan masyarakat.”
"Kita harus melakukan
lebih banyak lagi untuk mengumpulkan makanan agar tersedia bagi badan amal
untuk membantu orang-orang itu." ***Nadya
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !