Headlines News :
Home » » Susah Finansial, Ratusan Warga Australia Cari Makan dari Tempat Sampah

Susah Finansial, Ratusan Warga Australia Cari Makan dari Tempat Sampah

Written By Infobreakingnews on Selasa, 08 Mei 2018 | 13.50



Canberra, Infobreakingnews – Aksi menyelam mencari makanan di tempat sampah atau yang lebih terkenal disebut dengan dumpster diving menjadi fenomena unik yang sering dilakukan ratusan warga Australia.

Dumpster diving sendiri biasanya melibatkan mengaduk-aduk tumpukan sampah di belakang peritel dengan tujuan untuk menemukan makanan yang bisa diselamatkan.

Beberapa orang mengaku mereka melakukannya karena tidak dapat menolak makanan gratis. Sebagian lainnya menjadikan kesulitan finansial sebagai alasan mereka melakukan dumpster diving.

Andy Paine, salah seorang warga mengaku ia dan teman-teman serumahnya mengais tempat sampah setiap beberapa hari dan mengatakan biaya bisa menjadi faktor besar bagi banyak orang di daerah itu. Demikian seperti dilansir ABC Australia, Senin (7/5/2018).

"Bahkan jika Anda tinggal di pemukiman yang tidak aman di sini, Anda membayar cukup mahal untuk sewa dan pengeluaran lain, dan kadang-kadang sulit terutama untuk makan sehat," kata Paine.

"Kami mendapat banyak buah dan sayuran, banyak roti, kadang-kadang beberapa kaleng dan bermacam botol."

"Ada banyak orang di rumah saya dan kami hidup hampir seluruhnya dari tempat sampah," ungkapnya.  

Sebuah studi mengungkapkan bahwa biaya hidup di negara kangguru tersebut meningkat secara pesat lebih daripada negara-negara lainnya.

Kecilnya pertumbuhan upah di Australia juga menjadi momok meningkatnya tekanan hidup bagi rumah tangga yang kurang mampu disana.

Penelitian oleh Deloitte Access Economics dan RACQ menunjukkan banyak rumah tangga di Queensland "mungkin memang mengalami tekanan hidup yang signifikan".

Agar hemat pengeluaran, Mandy Hodges telah melakukan dumpster diving untuk bagian yang lebih baik dalam setahun.

Dia mengatakan banyaknya makanan yang dia temukan sangat mencengangkan, seringkali harus memberikan sebagian dari barang-barang yang diangkutnya kepada keluarga-keluarga miskin lainnya di daerah tersebut.

"Biasanya, kami mungkin bisa menemukan cukup untukpasokan sekitar satu minggu," kata Hodges.

"Kadang-kadang kami mendapatkan cukup daging, kadang-kadang kami tidak dapat - kadang-kadang kami mungkin mendapat 10 iga daging domba sampai muak dengan iga domba," katanya.

Dia mengatakan dia memiliki mantra yang sangat sederhana dalam hal kesehatan dan keselamatan.

"Kalau ragu buang saja," katanya.

Sementara itu, sebuah organisasi bantuan makanan terbesar di Australia, Foodbank menjelaskan bahwa 65.000 warga Australia berbalik dengan tangan kosong dari badan amal makanan setiap bulan karena kurangnya sumber daya.

Foodbank mengaku pihaknya tidak membenarkan dumpster diving, sebagian karena standar kesehatan dan keselamatan yang ketat itu berlaku untuk produk yang diterimanya sebelum menyerahkannya, tetapi mengakui ini sebagai masalah.

"Jika [orang] selama berhari-hari tanpa makan, Anda menjadi sangat putus asa dan Anda akan melakukan beberapa hal yang cukup putus asa," ungkap Chief Executive Officer Foodbank Queensland, Michael Rose.

"Apa yang dimaksud adalah lazimnya masalah kerawanan pangan tepat di depan masyarakat.”

"Kita harus melakukan lebih banyak lagi untuk mengumpulkan makanan agar tersedia bagi badan amal untuk membantu orang-orang itu." ***Nadya

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved