Jakarta, Info Breaking News –
Sebanyak 50 keluarga korban pesawat Lion Air PK-LPQ terpaksa harus keluar dari Hotel
Ibis, Cawang, Jakarta Timur lantaran pihak Lion Air tak lagi bersedia membayar
biaya penginapan mereka.
"Kami
(diminta) check out pukul 12.00 WIB," kata Neis Marfuah, salah
satu keluarga korban Lion, Rabu (23/1/2019).
Meski
begitu, Neis tetap bertahan tak akan keluar sebelum pihak Lion Air datang ke
hotel dan membereskan masalah mereka.
Neis
menerima selembaran pemberitahuan dari Lion Air untuk meninggalkan hotel. Surat
itu menyebutkan sekitar 50 keluarga korban Lion Air yang menunggu 64 jenazah
yang belum teridentifikasi akan dipindahkan ke posko (hotel) lain.
Pemberitahuan
tersebut, menurut Neis, tidaklah logis. Pasalnya setelah keluar dari hotel
tidak diberitahu tujuan ke mana. Ia ingin diberitahu dulu posko mana yang akan
dituju.
"Tentukan
dulu kami harus check in di mana, kalau memang mereka mengatakan posko mau
dipindahkan. Jangan bilang nanti kami kasih tahu di mana akan check in.
Tetapi kami dipulangkan begitu saja," tegas perempuan asal Bandung itu.
Sementara itu, Yoke, istri dari Rudolf Petrus Sayers yang
menjadi salah satu korban Lion Air PK-LQP tersebut mengaku akan keluar dari
hotel jika hak-haknya sudah terpenuhi.
Yoke mengaku jasad suaminya sudah teridentifikasi. Namun, hingga
kini hak asuransinya belum ia terima.
"Kalau pun mereka belum selesaikan urusan dengan
keluarga korban jangan keluarkan kita dari sini. Kalau keluarin berikan duit
jaminan. Nanti terserah kami tinggal di mana," tegasnya.
Neis sendiri masih menunggu jasad puterinya bernama Fifian
Hasna Afifah yang jasad belum ditemukan.
"Kemarin kan ada tulang belulang ditemukan dan sedang
diidentifikasi. Katanya dua sampai tiga minggu. Kita menunggu hasil identifikasi
itu," pungkas Neis.
Neis berharap hak-hak keluarga korban dipenuhi pihak Lion Air. Hak pertama, jasad 64 korban teridentifikasi. Kemudian, hak asuransi dibayarkan.
Neis berharap hak-hak keluarga korban dipenuhi pihak Lion Air. Hak pertama, jasad 64 korban teridentifikasi. Kemudian, hak asuransi dibayarkan.
"Setelah itu kami pulang. Kami juga tidak ingin berlama-lama
di sini," katanya. ***Irdan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !