Staff Khusus Presiden, Ahmad Erani Yustika |
Jakarta, Info Breaking News –
Dalam pidatonya di HUT ke-20 Federasi Serikat
Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di Hall Sport Kelapa Gading, Jakarta Utara,
kemarin (6/2/2019), calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut terjadi
kebocoran anggaran negara sebanyak 25% yang terjadi akibat adanya penggembungan
atau mark up.
Menanggapi hal
itu, pihak Istana pun tak mau pusing. Mereka juga tak banyak berkomentar terkait
pernyataan Prabowo tersebut.
"Saya
nggak bisa jawab kalau tidak jelas obyeknya. Misalnya, yang di-mark up itu proyek apa
sehingga bisa dicek," kata Staff Khusus Presiden Ahmad Erani Yustika,
Kamis (7/2/2019).
Di
kesempatan lain, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan
Informasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Nufransa Wira Sakti menegaskan
pengelolaan anggaran negara dalam APBN dilakukan secara kredibel dan
profesional dan telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
BPK sendiri, kata Nufransa, telah
memberikan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP).
"Pengelolaan anggaran melalui
APBN dilaksanakan secara kredibel dan profesional. Setiap tahunnya juga
dilakukan pemeriksaan/audit oleh BPK. Hasil audit dua tahun terakhir (2016 dan
2017), BPK memberikan predikat WTP atas LKPP," katanya.
Diketahui, Prabowo memperkirakan
sekitar 25% anggaran negara bocor. Ia mengklaim telah menghitung serta menulis
anggaran yang bocor itu dalam bukunya.
Pernyataan itu dikeluarkan Prabowo
saat berpidato di HUT ke-20 Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di
Hall Sport Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (6/2/2019).
Prabowo menyebut kebocoran anggaran
itu karena adanya penggembungan atau mark up.
"Proyek yang harganya 100
dibilang 150. Itu namanya apa, penggembungan,
namanya mark up. Harga 100 dia tulis 150. Bayangkan, jembatan harga 100 ditulis 150. Dan
ini terjadi terus-menerus. Kita harus objektif masalah ini sudah jalan lama.
Ini harus kita hentikan dan kurangi. Kalau anggaran kita yang sudah disepakati
200 miliar dolar, kalau kebocoran tadi 25%, artinya yang hilang... hampir Rp
500 triliun yang bocor " tuturnya. ***M. Parulian
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !