Pages

Kamis, 08 Agustus 2019

Hakim Binsar Bersyukur Dirinya Tak Lolos Capim KPK

Hakim Binsar Gultom ketika menerima plakat penghargaan dalam acara
"Peningkatan Kapasitas Jaksa dalam Penanganan Barang Bukti/Alat Bukti Elektronik"
yang dilaksanakan di Grand Inna Kuta, Bali, Indonesia

Jakarta, Info Breaking News – Meski tak berhasil melangkah ke babak selanjutnya dalam seleksi Calon Pimpinan (Capim) KPK, hakim cemerlang Dr. Binsar Gultom, SH, SE, MH mengaku tak mau ambil pusing.

Ia bahkan mengungkapkan bahwa ketidakikutsertaannya banyak hikmahnya. Binsar mengaku bersyukur dirinya tak lolos dari tahap seleksi awal sehingga ia pun tak perlu jadi Capim KPK. Menurutnya, itu semua adalah jalan Tuhan.

“Semuanya itu kehendak Tuhan sehingga tidak semakin menambah beban,” tutur pria yang kini menjabat sebagai Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi (PT) Banten tersebut.

Lebih lanjut, Binsar yang juga berprofesi sebagai dosen pascasarjana Universitas Esa Unggul Jakarta itu juga mengungkapkan bahwa dirinya sejak masih duduk di Sekolah Dasar (SD) sudah bercita-cita menjadi seorang hakim.

Ia menilai, profesi hakim yang dijalaninya hingga kini merupakan sebuah panggilan jiwa dari Tuhan. Meski rasa kemanusiaannya ingin mencoba peruntungan untuk menjadi pimpinan KPK, namun nampaknyha Tuhan berkehendak lain.

“Saya baru-baru ini ingin menjadi pimpinan KPK, tetapi kehendak Tuhan lain.” Katanya kepada infobreakingnews.

Dalam pengakuannya, keinginan hakim Binsar untuk menjadi capim KPK rupanya tidak disetujui oleh sang istri dan anak-anak. Respons yang sama juga ia dapatkan ketika hendak meminta rekomendasi dari Prof. Jimly Asshiddiqie.

Kepada Binsar, Prof. Jimly mengatakan bahwa ia menolak memberi rekomendasi serta tak setuju jika Binsar ingin menjadi seorang penyidik atau penuntut KPK. Hal itu ia katakan mengingat Binsar ialah hakim karier yang berbakat sehingga harus terus mempertahankan profesi yang mulia sebagai hakim yang professional dan berkualitas.

“Karena jika menjadi penuntut KPK, maka jabatan mulia harus dilepas. Harus mundur. Profesi hakim itu bertugas mengadili yang benar dan yang salah, bukan menghakimi dan/atau menuntut,” tutur Binsar meniru perkataan Prof. Jimly Asshiddiqie.

Maka dari situlah Binsar menyadari bahwa pada akhirnya rencana Tuhanlah yang terbaik, yang indah pada waktunya bukan kehendak kita. Peristiwa ini diakui Binsar menjadi pelajaran tersendiri baginya bahwa posisi yang terbaik baginya menurut rencana Allah adalah menjadi hakim yang berkualitas.

Selanjutnya, ia juga tak lupa memberi dukungan bagi Hakim Nawawi yang tak lain adalah satu-satunya hakim yang lolos Capim KPK.

“Kita doakan saja rekan hakim Nawawi agar maju ke babak berikutnya hingga lolos sebagai pimpinan KPK ya,” pungkasnya. ***Emil F. Simatupang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar