Pages

Rabu, 07 Agustus 2019

Mbah Moen Satu Pemakaman dengan Mahaguru Syekh Nawawi al-Bantani

Kiai Haji Maimum Zubair alias Mbah Moen

Jakarta, Info Breaking News – Wafatnya Kiai Haji Maimun Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen jelas menimbulkan luka tersendiri di hati masyarakat Indonesia.


Dengan kepergiannya, Indonesia dianggap telah kehilangan bapak bangsa yang selalu menjadi panutan dalam ilmu agama maupun membangun bangsa Indonesia.

Mbah Moen menghembuskan nafas terakhirnya di Mekkah, Selasa (6/8/2019) ketika ia tengah menjalankan ibadah haji. Ia dimakamkan di pemakaman Ma’la, Makkah al Mukarromah.

Tempat pemakaman tersebut bukanlah makam biasa. Di situ berbaring pula sosok-sosok orang penting dalam sejarah agama Islam, di antaranya Siti Khodijah (Istri Nabi Muhammad SAW), Abu Tholib (paman Nabi) dan Abdul Mutholib (kakek Nabi).

Di tempat itu pula dimakamkan ulama nusantara yang masyhur, Syekh Nawawi al-Bantani yang tak lain adalah kakek buyut dari KH Ma'ruf Amin. Meski telah tiada, ulama asal Banten ini seakan masih hidup dan terus menyertai umat dalam memberikan wejangan ajaran Islam yang menyejukkan.

Melansir dari laman www.nu.or.id, Syekh Nawawi merupakan satu dari tiga ulama Indonesia yang mengajar di Masjid Al-Haram, Mekkah pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Ia juga pernah mengajar di Masjid Al-Haram sampai akhir hayatnya yaitu sampai tahun 1898.

Namun pada suatu waktu, kejadian menggegerkan terjadi saat makam Syekh Nawawi digali untuk dipindahkan sesuai tradisi Arab Saudi. Pasalnya, Arab Saudi punya kebijakan soal jenazah yang telah dikubur selama beberapa tahun maka kubur itu harus digali kembali.

Syekh Nawawi al-Bantani, salah seorang ulama besar Indonesia
dan kakek buyut dari wapres KH Ma'ruf Amin
Tulang belulang jenazah kemudian diambil dan disatukan dengan tulang belulang mayat lainnya. Selanjutnya, semua tulang itu dikuburkan di tempat lain demi efisiensi pemakaman. Lubang kubur yang telah dibongkar akan dibiarkan tetap terbuka hingga datang jenazah berikutnya.

Kebijakan ini dijalankan tanpa pandang bulu, baik pejabat, orang biasa, saudagar kaya atau orang miskin akan terkena aturan serupa, termasuk makam Syekh Nawawi al-Bantani.

Yang menakjubkan dari kisah ini ialah meski kuburnya telah berusia 3 tahun, namun para petugas yang menggali makam Syekh Nawawi tak menemukan tulang belulang layaknya jenazah. Mereka justru menemukan satu jasad yang masih utuh dan tak kurang satu apapun, tak ada lecet atau tanda-tanda pembusukan seperti jenazah umumnya.

Tak hanya itu, kain kafan penutup jasad Syekh Nawawi pun tidak robek dan tidak lapuk sedikit pun. Sontak kejadian ini mengejutkan para petugas yang sedang membongkar makamnya. Mereka pun lari berhamburan mendatangi atasannya dan melaporkan apa yang telah dilihatnya.

Dari hasil penelitian yang selanjutnya dilakukan, sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan.

Mengingat hal ini, Pemerintah Arab Saudi pun melarang membongkar makam Syekh Nawawi Al-Bantani. Jasadnya lalu dikuburkan kembali seperti sediakala dan hingga sekarang makamnya tetap berada di Ma'la, Makkah. ***Abdul Rochman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar