Plt Dirut PT PLN Sripeni Inten Cahyani |
Jakarta, Info Breaking News –
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT PLN, Sripeni Inten Cahyani menegaskan
bahwa pemadaman listrik/blackout yang
terjadi di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat dan Jawa Tengah pada hari Minggu
(5/8/2019) lalu bukan disebabkan oleh sabotase, namun karena faktor gangguan
teknis.
Meski begitu, untuk secara
pasti mengetahui faktor utama penyebab terjadinya pemadaman listrik tersebut, Sripeni
mengatakan pihaknya telah membentuk tim investigasi tersendiri.
“Peristiwa hari Minggu mengenai pemadaman listrik di sebagian
Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta, saya nyatakan bahwa itu sama sekali bukan
sabotase. Ini merupakan persoalan gangguan teknis. Namun saat ini kami sedang
melakukan investigasi, Kami telah membentuk Tim 9 untuk melakukan investigasi
itu. Mudah-mudahan segera diperoleh hasilnya,” katanya, Rabu (7/8/2019).
Dalam melakukan investigasi, Sripeni mengungkapkan pihaknya
akan melibatkan sejumlah narasumber yang kompeten, baik dari universitas maupun
para ahli guna mendapatkan hasil yang komprehensif mengingat kompleksitas sistem
kelistrikan di Jawa-Bali.
“Jadi bisa dibayangkan sangat kompleks, sehingga kalau kita lihat kejadian hari Minggu kemarin, kejadiannya sangat luar biasa. Kita nyatakan itu suatu musibah. Kita sudah berhati-hati. PLN sudah memiliki program atau emergency plan, tetapi memang yang terjadi itu luar biasa. Kalau ditanya penyebabnya, kami masih dalam investigasi,” jelasnya.
Sedianya, terdapat empat saluran jaringan listrik 500 KV yang menghubungkan sistem timur dan sistem barat. Dengan pertimbangan bahwa hari Minggu adalah hari yang memiliki beban rendah, maka PLN melakukan pemeliharaan supaya tetap andal di satu saluran. Namun, sangat disayangkan dua dari tiga saluran tersebut mengalami gangguan sehingga tersisa satu saluran yang tidak cukup kuat menanggung beban.
“Jadi bisa dibayangkan sangat kompleks, sehingga kalau kita lihat kejadian hari Minggu kemarin, kejadiannya sangat luar biasa. Kita nyatakan itu suatu musibah. Kita sudah berhati-hati. PLN sudah memiliki program atau emergency plan, tetapi memang yang terjadi itu luar biasa. Kalau ditanya penyebabnya, kami masih dalam investigasi,” jelasnya.
Sedianya, terdapat empat saluran jaringan listrik 500 KV yang menghubungkan sistem timur dan sistem barat. Dengan pertimbangan bahwa hari Minggu adalah hari yang memiliki beban rendah, maka PLN melakukan pemeliharaan supaya tetap andal di satu saluran. Namun, sangat disayangkan dua dari tiga saluran tersebut mengalami gangguan sehingga tersisa satu saluran yang tidak cukup kuat menanggung beban.
Hal itulah yang dipercaya menyebabkan blackout.
”Ternyata,
dari tiga saluran, dua mengalami ganguan, sehingga tersisa satu saluran yang
tidak cukup kuat untuk menanggung beban, sehingga terjadilah blackout,”
katanya.
Pihaknya
pun segera melakukan pemulihan secara bertahap yang dimulai sejak Minggu sore. Sripeni
pun meminta maaf karena PLN belum mampu melayani masyarakat secara optimal.
Untuk itu, kini ia dan timnya tengah menyusun sebuah langkah kerja agar
kejadian seperti hari Minggu kemarin tak terulang kembali.
Terkait isu keuangan yang sempat marak dibicarakan,
Sripeni membantah bahwa perusahaan mengalami masalah keuangan, sehingga lengah
dalam hal pemeliharaan. “Jadi pemerliharaan tetap dilaksanakan karena ini
berkaitan dengan safety,” tegasnya.
Sementara
itu, terkait dengan pembayaran kompensasi pada pelanggan, Sripeni menyebut hal
tersebut sudah diatur oleh pemerintah. Ia juga membantah isu mengenai biaya
kompensasi yang kabarnya akan diambil dari pemotongan gaji karyawan.
PLN, lanjutnya, harus memberikan kompensasi, karena
tingkat mutu pelayanan tidak terpenuhi. Artinya sebagai perusahaan publik yang
harus memastikan masyarakat menikmati tingkat layanan tertentu, apabila tidak
berhasil, PLN harus memberi kompensasi.
“Tapi
apakah itu dari karyawan, saya tegaskan tidak. Kepada insan PLN jangan
khawatir. Fokus bekerja. Manajemen tidak akan melakukan pemotongan yang
berkaitan dengan kompesasi kepada pelanggan,” tegasnya. ***Winda Syarief
Tidak ada komentar:
Posting Komentar