Roma, Info Breaking News –
Italia kini tengah berada dalam pusaran krisis politik usai ditinggal sang
Perdana Menteri (PM), Giuseppe Conte yang mengumumkan pengunduran dirinya pada
hari Selasa (20/8/2019) lalu.
Conte mengundurkan diri
setelah Partai Liga menarik dukungan terhadapnya dan mengajukan mosi tidak
percaya pada pemerintahan koalisi yang telah bergulir selama 14 bulan tersebut.
Dengan mundurnya Conte, Italia
kini kekosongan pemimpin sampai Presiden Italia, Sergio Mattarella, memutuskan apakah akan membentuk
koalisi baru atau mengadakan pemilihan sela.
Mattarella sendiri belum membuat keputusan dan menyatakan akan mengadakan pembicaraan dengan petinggi partai-partai dalam beberapa hari mendatang. Dia pun menggelar konsultasi tentang pemerintahan baru sementara pada Rabu (21/8/2019) sekitar pukul 14.00 waktu setempat.
Mattarella pun meminta Conte untuk tetap memimpin
administrasi pemerintahan, sambil menunggu hasil konsultasi tentang
pemerintahan baru tersebut. Namun, Conte secara tegas menolak dan menyatakan ia
telah melepas tanggung jawab PM sepenuhnya.
Krisis politik di Italia dimulai pada 8 Agustus 2019,
ketika Matteo Salvini, kepala partai Liga, menyatakan aliansinya dengan Gerakan
Bintang Lima anti-kemapanan telah mati.
Salvini
yang menjabat sebagai Wakil PM dan Menteri Dalam Negeri Italia, lalu menyerukan
dan menyerukan pemilihan PM. Langkah tersebut dinilai merupakan upaya untuk
menjadikannya terpilih sebagai PM menggantikan Conte.
Berbicara
kepada parlemen tentang kekacauan yang ditimbulkan Partai Liga, Conte menuduh
Salvini berusaha menyeret koalisi dalam kesepaakatan politik demi keuntungan
pribadi, dan menempatkan negara dalam risiko ketidakstabilan keuangan.
"Saya
mengakhiri pengalaman pemerintah ini di sini. Tidak bertanggung jawab untuk
memulai krisis pemerintah. (Salvini, Red) telah menunjukkan bahwa dia mengikuti
kepentingannya sendiri dan kepentingan partainya," kata Conte dalam pidatonya
di hadapan Senat. ***Radinal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar