Jakarta, Info Breaking News –
Kualitas udara di beberapa kota besar di Indonesia belakangan ini tengah
memburuk. Jakarta, contohnya, pernah menduduki peringkat 188 berdasarkan data
dari Air Quality Index (AQI) beberapa waktu lalu.
AQI sendiri merupakan indeks yang
menggambarkan tingkat kualitas udara di suatu daerah. AQI menghitung
berdasarkan enam jenis polutan utama, yakni PM 2,5, PM 10, karbon monoksida,
asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah. Rentang nilai dari
AQI adalah 0 sampai 500. Makin besar nilainya, maka makin tinggi tingkat polusi
udara di wilayah tersebut.
Hidup bersama polusi di kota-kota besar sangatlah tidak sehat. Kondisi ini memaksa masyarakat harus menjaga kesehatannya, terutama dari ancaman ISPA.
Dr. Elvin Erick Gultom, seorang praktisi kesehatan yang
berpengalaman menangani kasus ISPA pada pekerja pertambangan menjelaskan
ISPA alias Infeksi Saluran Pernafasan Akut bisa disebabkan oleh paparan asap
atau polusi udara.
"Udara yang berpolusi cenderung susah disaring, sehingga
mudah masuk ke area mulut, tenggorokan serta paru-paru. Akibatnya, saluran
nafas mengalami alergi, radang dan infeksi," jelasnya, Kamis (15/8/2019).
Jika tidak ditangani dengan baik, ISPA dapat berakibat fatal
seperti terhentinya fungsi paru-paru sehingga menyebabkan gagal nafas,
peningkatan kadar karbondioksida hingga gagal jantung. Meski orang dewasa juga
bisa terkena ISPA, namun anak-anak lah yang lebih rentan karena daya tahan tubuh
mereka yang lemah.
Untuk mencegah terjangkit ISPA, Elvin menyarankan pemberian antioksidan ke dalam saluran
pernafasan akan membantu untuk memaksimalkan daya tahan tubuh dan melawan
radikal bebas terutama pada saluran pernafasan.
"Saat ini ada cara pemberian antioksidan yang efektif dan bisa dilakukan dengan menghirup gas hidrogen dengan cara inhalasi. Hal ini akan berpengaruh pada daya tahan tubuh. Gas hidrogen dengan antioksidan tinggi akan bekerja membantu melawan bakteri dalam saluran pernafasan, dan tentunya diiringi dengan pemberian antibiotik dari dokter," tuturnya.
Di
kesempatan lain, co-founder LiveWell Global Leonardo Wiesan mengatakan terapi
inhalasi hidrogen sudah diteliti oleh berbagai jurnal kesehatan akan kaitannya
membantu kesehatan saluran pernafasan.
"Gas
hidrogen sebagai antioksidan tinggi telah teruji dalam jurnal Medical
Gas Research tahun 2014, yang menyatakan bahwa metode
pemberian molekul hidrogen, baik melalui inhalasi gas hidrogen maupun minum air
hidrogen, memiliki potensi sebagai antioksidan yang kuat, anti-inflamasi, dan
anti-apoptosis dalam sel, jaringan, dan organ tubuh," paparnya.
Lebih
lanjut, Leonard menambahkan, untuk melakukan terapi inhalasi hidrogen,
masyarakat Indonesia kini bisa dengan mudah mendapatkannya.
"Kami
merancang suatu produk inhalasi gas dan juga air hidrogen portabel. Hydro-Gen
Fontaine PEM & Inhaler merupakan produk air hidrogen portabel pertama di
Indonesia, yang memberikan manfaat inhalasi gas hidrogen. Melihat fenomena
kondisi udara yang buruk saat ini, kami berharap masyarakat merasakan langsung
manfaaatnya, terutama membantu masalah ISPA," pungkasnya. ***Candra
Wibawanti
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !