Headlines News :
Home » , » Dalam Kenangan: Sosok Habibie di Mata Advokat Senior OC Kaligis

Dalam Kenangan: Sosok Habibie di Mata Advokat Senior OC Kaligis

Written By Info Breaking News on Kamis, 12 September 2019 | 14.07

Advokat OC Kaligis ketika bercengkrama dengan mendiang Bapak BJ Habibie

Jakarta, Info Breaking News - Kepergian Presiden RI ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang akrab disapa BJ Habibie memberi pukulan telak bagi seluruh masyarakat Indonesia.


Kesedihan pun menaungi banyak kalangan tak hanya dari masyarakat namun juga jajaran petinggi negara, terlebih sanak keluarga dan mereka yang mengenal secara dekat sosok BJ Habibie.

Rasa pilu pun juga dirasakan oleh kalangan advokat, tak terkecuali advokat senior OC Kaligis yang dulu sempat menjadi pengacara bagi BJ Habibie. Ia pun menuliskan sejumlah kenangan yang ia alami dengan BJ Habibie.

Berikut isi tulisan beliau yang diterima oleh redaksi infobreakingnews:



Rabu 11 September 2019.

In memoriam B.J. Habibie

Saya termasuk salah seorang pengacara yang beruntung, dimana selama perjalanan karir saya sebagai advokat, saya diberi kesempatan untuk membela beliau. Semua berawal dari kesaksiannya yang kala itu diperdengarkan melalui teleconference, dimana beliau harus menjadi saksi dari Hamburg untuk satu kasus pidana yang dipimpin oleh hakim Lalu Mariun, Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada waktu itu.

Di peristiwa teleconference tersebut, saya menjelaskan apa yang harus beliau jelaskan, sebagai saksi dalam peristiwa teleconference pertama yang terjadi pada saat itu. Saya sempat di Hamburg bersama dengan beliau menelusuri kota tersebut dengan mengendarai sebuah mobil Mercedes, yang diberikan kepadanya sebagai salah seorang putra terbaik Indonesia yang berjasa ketika beliau memimpin perusahaan MBB (Messerschmitt-Bolkow-Blohm) dan berhasil memperoleh penemuan mengenai keretakan pesawat.

Penemuan itu dikenal sebagai penemuan Habibie. Penemuan yang kala itu melambungkan namanya. Ia pun berhasil mendapatkan penghargan tertinggi di Jerman dalam bidangnya. Penghargaan itu disebut-sebut sederajat dengan hadiah Nobel.

Kala itu dalam keadaan santai berdua, Pak Habibie bertindak sebagai juru mudi alias supir.

Sekitar tahun 2002, ketika saya meluncurkan buku saya berjudul Manusia Sejuta Perkara, beliau dengan sukarela sempat menorehkan sepatah dua patah kata pengantar di buku saya itu.

Satu hari, ketika tengah bersantap siang dengan dengan Ginanjar Kartasasmita yang juga pernah jadi klien saya yang saya bela dalam dua kali kasus Praperadilan di Pengadilan Jakarta Selatan, dari istana Presiden Habibie menelpon Ginanjar. Beliau mengatakan akan menurunkan nilai dollar amerika  terhadap rupiah dari 16.000 ke 5000. Saya yang bukan ahli di bidang moneter pada satu kesempatan saat berada di rumah beliau di Patra Kuningan pun mempertanyakan hal itu kepadanya. Kiat apa yang ditempuhnya, sampai berhasil membuat rupiah terjun bebas, rupiah yang kursnya anjlok disaat itu? Panjang lebar dengan semangat  berbicara berapi-api khas gaya Presiden Habibie, beliau menjelaskan metode, kiat kebijakan keuangan yang ditempuhnya. Bahkan beliau optimis bila kembali berhasil memimpin Indonesia, rupiah akan pulih ke posisi semula. Posisi 1 dollar amerika ke 2000 rupiah.

Habibie Bapak Kebebasan Pers

Di era sebelumnya membuka bisnis koran atau majalah sangat sulit. Harus melampaui pintu-pintu birokrasi yang berbelit-belit. Beliau pelopor kebebasan Pers tanpa prosedur yang bertele-tele. Sejak itu, izin terbit koran, majalah hingga televisi tumbuh subur di bumi Indonesia. Di era orde baru, mengkritik Harmoko, pantang dilakukan oleh dunia pers karena pasti akan berakibat musibah.

Bapak yang baik

Sebagai salah seorang pengacara beliau, para asisten pengacara saya, banyak yang nge-fans dan mengagumi kejeniusan beliau. Setiap kali saya membuat janji bertemu beliau di kediamannya di Patra Kuningan, para asisten selalu ingin ikut dengan harapan beliau rela dan sudi ikut menerima. Biasanya, ketika saya diperkenankan masuk oleh ajudan, saya lalu membicarakan satu kasus beliau yang saya harus bela dengan melawan pengacara senior Albert Hasibuan.

Secara kebetulan beliau tahu di luar menunggu beberapa advokat muda. Beliau pun bertanya, “Siapa mereka?”, saya jawab para pengacara penggagum Bapak yang sangat ingin berfoto bersama Bapak, jika Bapak berkenan. Spontan beliau memberi kode ajudan untuk menyuruh mereka masuk. Bukan saja diberi kesempatan foto bersama, bahkan foto berdua-duaan pun diperbolehkan dalam posisi sebagai Bapak/Eyang yang penuh perhatian terhadap anak-anaknya. Setelah itu diundang makan bersama, karena waktu makan siang telah tiba. Jelas para asisten saya merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Menurut mereka itu adalah suatu peristiwa yang luar biasa untuk dapat diberi kesempatan foto dan makan bersama

Pertemuan terakhir

Awal Juli 2019 saya sempat dirawat inap di RSPAD Gatot Soebroto. Kamar saya berdekatan dengan beliau di paviliun Kartika. Saya melihat beliau seorang diri duduk di teras dalam posisi diinfus. Karena kenal dan cukup akrab, karena beberapa  kali menjadi penasehat hukum beliau, terakhir kali untuk satu kasus yang saya menangkan, saya pun merapat.  

Ketika melihat saya, dengan hangat beliau menyambut. Memori ketika saya membela perkara beliau pun kembali berdatangan. Beliau memberi pujian karena perkara yang bertahun-tahun tidak selesai, saya selesaikan dengan cara elegan. Ia berkata bahwa kasus itu saya selesaikan sebagai seorang pengacara dengan langkah langkah jenius yang mematikan lawan.  Saya tentu berterima kasih atas pujian beliau.

Bukan hanya itu, beliau ternyata paham betul akan kasus pidana yang menimpa saya. Ia menyebutnya sebagai kasus politik, karena keberanian saya mengkritik KPK. Beliau sempat memberi semangat kepada saya untuk tetap berjuang.  Dalam pertemuan terakhir dengan beliau, Pak Habibie sempat mengenang kembali betapa setiap hari beliau mengeluarkan peraturan demi peraturan untuk lebih memperbaiki Indonesia sebagai negara Hukum. Saksi mata dan yang repot dalam memberi masukan adalah seorang ahli hukum, penasehat beliau yakni Prof. Muladi.  

Pada kesempatan terakhir tersebut saya sempat memberi beliau foto kenangan saya  bersama Ibu Ainun. Mendengar hal tersebut, raut muka beliau mencerminkan kebahagiaan, mengenang saat saat indah bersama Ibu Ainun, sang isteri yang sangat dicintainya.  Saya sebagai seorang Katolik yakin mereka berdua kini kembali telah bersama di surge. Memulai hidup rohani yang bahagia bersama Bapa di surge yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun.

Selamat jalan Pak Habibie, Pahlawan Indonesia, Bapak Reformasi yang diakui dunia sebagai salah seorang kepala negara yang disegani karena kepintarannya dan diatas itu sebagai negarawan yang membawa Indonesia dihargai dunia. Sekali lagi.. Selamat jalan Presiden Habibie. Requiscat In Pace. 

Salam, O.C. Kaligis. 

***Emil F. Simatupang

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved