Hakim Nawawi Pamolango yang kini resmi terpilih sebagai Pimpinan KPK Periode 2019-2023 |
Jakarta, Info Breaking News - Nama Nawawi Pomolango mungkin sudah tak asing didengar. Namanya kian melejit usai menjadi satu-satunya hakim karier yang lolos seleksi Capim KPK.
Lahir di Manado, 28 Februari 1962, perjalanan karir Nawawi Pomolango sebagai hakim dimulai dari tahun 1992. Kala itu ia memulai karirnya sebagai
hakim di Pengadilan Negeri (PN) Soasio Tidore sebelumnya akhirnya dipindahkan
ke PN Tondano di tahun 1996. Ia lalu dimutasi sebagai hakim ke PN Balikpapan
hingga berlanjut ke PN Makassar, PN Poso, PN Jakarta Pusat, PN Bandung serta PN
Samarinda. Nawawi juga sempat menjabat sebagai Ketua PN Jakarta Timur periode 2016-2017.
Saat aktif menjadi
hakim di Jakarta, lulusan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado itu dipercayakan mengemban tugas untuk
mengadili sejumlah kasus korupsi penting.
Nawawi juga pernah menjadi
ketua majelis hakim yang mengadili penyuap Patrialis, yakni pengusaha Basuki
Hariman. Nawawi memvonis Basuki dengan hukuman 7 tahun penjara dan denda Rp400
juta. Vonis itu lagi-lagi lebih ringan dari tuntutan jaksa, yakni 11 tahun bui
dan denda Rp1 miliar.
Pada tahun 2013 silam, Nawawi
dipercaya menjadi majelis hakim dalam sidang kasus suap pengaturan kuota impor
sapi dan pencucian uang dengan terdakwa eks Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq. Kala
itu, Nawawi dan 4 majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta sepakat menjatuhkan
vonis hukuman 16 tahun penjara dan denda Rp1 miliar kepada Luthfi.
Karena kepiawaiannya
dalam menjalankan tugas, Nawawi pun kembali dipercayakan untuk memimpin persidangan
Irman Gusman. Mantan Ketua DPD RI yang terjerat kasus suap itu divonis 4,5
tahun bui dan denda Rp200 juta.
Perjuangannya sebagai
hakim yang dinilai profesional dan cemerlang tersebut akhirnya terbayar usai
dirinya berhasil meraih promosi menjadi hakim tinggi di Pengadilan Tinggi
Denpasar pada tahun 2017. Berdasarkan laman resmi PT Denpasar, Nawawi kini
berstatus sebagai Hakim Utama Muda.
Nawawi Pomolango saat menjalani fit and proper test Capim KPK |
Nawawi Pomolango
terakhir melaporkan kekayaannya ke KPK pada 31 Desember 2018. Berdasar data
e-LHKPN, total nilai kekayaan Nawawi ialah Rp1,89 miliar dimana harta tersebut
didominasi oleh didominasi Tanah dan Bangunan (Rp1,25 miliar) serta kas dan
setara kas senilai Rp 303 juta.
Saat menjalani Fit and
Proper Test di DPR, Nawawi menyatakan dirinya mendukung pemberian kewenangan
menghentikan penyidikan kepada KPK. Ia pun setuju dengan poin dalam draf revisi
UU KPK soal pegawai Komisi dimasukkan dalam kategori ASN dengan alasan agar
tidak ada struktur birokrasi negara yang bertindak seakan-akan sebagai oposisi
terhadap kebijakan politik pemerintah.
Ia juga ikut menyuarakan dukungannya
agar penyadapan oleh KPK diawasi seperti yang
diusulkan dalam draf revisi UU KPK. Keberadaan Dewan Pengawas KPK yang
berwenang memberikan izin penyadapan menurutnya adalah wajar dan bukan barang
baru di dalam penegakan hukum.
Namun, ia menolak
revisi UU yang mengatur KPK harus berkoordinasi dengan kejaksaan di proses
penuntutan.
"Bagaimana
independensi KPK kalau harus koordinasi dengan Kejaksaan Agung," ujar
dia.
Di forum yang sama, dia
secara lantang mengkritik kinerja KPK saat ini yang ia ibaratkan sebagai
seseorang yang sedanf berolahraga di treadmill.
"Kalau dari jauh, kita lihat orang di treadmill itu seperti lari kencang,
tapi sebetulnya jalan di tempat," ujar Nawawi.
Tak tanggung-tanggung
ia bahkan berkata kinerja KPK saat ini, "Seperti orang pulang malam dari
dugem. Sempoyongan."
Sebelumnya, Nawawi mengatakan jika dirinya terpilih sebagai Pimpinan KPK, setidaknya ada tiga hal utama yang akan ia lakukan. Pertama, memperkuat pelaksanaan tugas KPK dalam koordinasi, supervisi dan monitoring penanganan kasus korupsi. Kedua, mengoptimalkan penerapan pasal pencucian uang (TPPU) dalam penanganan perkara korupsi oleh KPK. Ketiga, memperbaiki tata kelola organisasi di internal KPK.
Diketahui, Nawawi
lolos menjadi pimpinan KPK dengan mengantongi 50 suara dalam voting yang
digelar oleh Komisi III DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (13/9) dini
hari. Selain Nawawi empat pimpinan lainnya yang terpilih adalah Irjen Firli
Bahuri, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar dan Nurul Ghufron. ***Emil F. Simatupang
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !