Billy Gracia Yosephat |
Satu diantara nya adalah anak Papua yang sangat sederhana tapi sangat jenius yaitu Billy Gracia Yosephat. Siapa sebenarnya sosok Billy Gracia Yosaphat, anak Papua yang sempat berjualan kue kini berhasil menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi mengumumkan kaum milenial yang menjadi Staf Khusus Presiden.
Pengumuman penunjukan Staf Khusus disampaikan Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/11/2019). kemaren hingga kini trus menjadi trend topic dunia lebih dari kata sekedar viral karena mereka memiliki pertemanan luas dimancanegara.
Kini Jokowi menunjuk 7 orang milenial untuk menjadi staf khusus presiden yang bertugas untuk mengembangan inovasi-inovasi baru.
Satu di antara 7 orang tersebut adalah pemuda asal Papua, Gracia Billy Yosaphat Membrasar.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa fakta dari Staf Khusus Jokowi, Gracia Billy Mambrasar:
1. Anak penjual kue
Billy lahir di Kepulauan Yapen, Papua dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya berprofesi sebagai guru, sedangkan ibunya jualan kue. Billy kecil sering membantu ibunya untuk berjualan kue.
2. Memiliki otak cemerlang
Sewaktu kecil, rumah Billy belum dialiri listrik. Meski begitu, ia tetap belajar dengan tekun dengan segala keterbatasan yang ada. Berkat ketekunan Billy, ia memperoleh beasiswa untuk menempuh pendidikan SMA di Jayapura dari Pemerintah Provinsi Papua. Billy menjadi satu dari sembilan orang yang mendapat kesempatan untuk memperoleh beasiswa favorit di kota. Karena kecerdasannya, Billy kembali memperoleh beasiswa afirmasi dari pemerintah. Ia berkesempatan untuk kuliah di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung.
3. Diundang untuk magang di Pemerintah Amerika Serikat
Billy berkemsempatan untuk berbicara di depan State Departement AS, bertemu dan berjabat tangan dengan Barrack Obama.
4. Pendiri Kitong Bisa
Kitong Bisa adalah yayasan yang memfokuskan diri pada persoalan pendidikan anak-anak Papua. Kitong Bisa berdiri sejak 2009. Kitong Bisa mempunyai arti 'kita bisa', dengan kata lain anak-anak Papua bisa meraih pendidikan meski berasal dari keluarga kurang mampu. Saat ini, Kitong Bisa sudah mengoperasikan sembilan pusat pendidikan di Papua dan Papua Barat. Dengan jumlah relawan sebanyak 158 yang mengajar sekira 1.100 anak. Dana dari yayasan tersebut bersumber dari dua anak perusahaan yakni Kitong Bisa Consulting dan Kitong Bisa Enterprise. Berkat aktivitasnya di yayasan Kitong Bisa, Billy dapat menempuh pendidikan lanjutan dengan beasiswa, yakni di Australian National University dan Oxford University di Inggris.
5. Pengalaman yang luas di bidang sosial
Dikutip dari Linkedin, Billy memiliki pengalaman yang luas dalam mengelola pemenuhan sosial untuk sektor publik dan swasta, sehingga berdampak positif bagi warga negara dan komunitas lokal. Saat ini, Billy sedang memberi saran kepada (British Petroleum) BP sebuah perusahaan minyak bumi yang bermarkas di London, tentang rencana keberlanjutan sosial dan perlindungan sehubungan dengan Proyek 8 miliar USD di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Dalam pekerjaan tersebut Billy akrab dengan perlindungan berkelanjutan sosial yang diatur oleh Bank Dunia, memastikan perusahaan beroperasi dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial.
Billy juga menjabat sebagai konsultan untuk Proyek Sektor Publik, seperti di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, memberi nasihat tentang Pendekatan Pembangunan Manusia untuk Provinsi Papua dan Papua Barat. *** Nadya Emilia.
1. Anak penjual kue
Billy lahir di Kepulauan Yapen, Papua dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya berprofesi sebagai guru, sedangkan ibunya jualan kue. Billy kecil sering membantu ibunya untuk berjualan kue.
2. Memiliki otak cemerlang
Sewaktu kecil, rumah Billy belum dialiri listrik. Meski begitu, ia tetap belajar dengan tekun dengan segala keterbatasan yang ada. Berkat ketekunan Billy, ia memperoleh beasiswa untuk menempuh pendidikan SMA di Jayapura dari Pemerintah Provinsi Papua. Billy menjadi satu dari sembilan orang yang mendapat kesempatan untuk memperoleh beasiswa favorit di kota. Karena kecerdasannya, Billy kembali memperoleh beasiswa afirmasi dari pemerintah. Ia berkesempatan untuk kuliah di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung.
3. Diundang untuk magang di Pemerintah Amerika Serikat
Billy berkemsempatan untuk berbicara di depan State Departement AS, bertemu dan berjabat tangan dengan Barrack Obama.
4. Pendiri Kitong Bisa
Kitong Bisa adalah yayasan yang memfokuskan diri pada persoalan pendidikan anak-anak Papua. Kitong Bisa berdiri sejak 2009. Kitong Bisa mempunyai arti 'kita bisa', dengan kata lain anak-anak Papua bisa meraih pendidikan meski berasal dari keluarga kurang mampu. Saat ini, Kitong Bisa sudah mengoperasikan sembilan pusat pendidikan di Papua dan Papua Barat. Dengan jumlah relawan sebanyak 158 yang mengajar sekira 1.100 anak. Dana dari yayasan tersebut bersumber dari dua anak perusahaan yakni Kitong Bisa Consulting dan Kitong Bisa Enterprise. Berkat aktivitasnya di yayasan Kitong Bisa, Billy dapat menempuh pendidikan lanjutan dengan beasiswa, yakni di Australian National University dan Oxford University di Inggris.
5. Pengalaman yang luas di bidang sosial
Dikutip dari Linkedin, Billy memiliki pengalaman yang luas dalam mengelola pemenuhan sosial untuk sektor publik dan swasta, sehingga berdampak positif bagi warga negara dan komunitas lokal. Saat ini, Billy sedang memberi saran kepada (British Petroleum) BP sebuah perusahaan minyak bumi yang bermarkas di London, tentang rencana keberlanjutan sosial dan perlindungan sehubungan dengan Proyek 8 miliar USD di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Dalam pekerjaan tersebut Billy akrab dengan perlindungan berkelanjutan sosial yang diatur oleh Bank Dunia, memastikan perusahaan beroperasi dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial.
Billy juga menjabat sebagai konsultan untuk Proyek Sektor Publik, seperti di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, memberi nasihat tentang Pendekatan Pembangunan Manusia untuk Provinsi Papua dan Papua Barat. *** Nadya Emilia.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !