Headlines News :
Home » » New York Perpanjang Pembatasan Ketat Hingga 15 Mei

New York Perpanjang Pembatasan Ketat Hingga 15 Mei

Written By Info Breaking News on Jumat, 17 April 2020 | 12.01



New York, Info Breaking News – Meski wabah corona di New York, Amerika Serikat mulai menurun, Gubernur New York Andrew Cuomo tetap memberlakukan pembatasan ketat di negara bagiannya hingga 15 Mei mendatang. Cuomo juga mewajibkan warganya untuk mengenakan masker saat berada di tempat umum.

Pedoman physical distancing dari Presiden AS Donald Trump sejatinya berakhir pada akhir bulan April ini, namun hal itu kandas dengan keluarnya kebijakan baru dari Cuomo.

Sejumlah negara bagian di AS termasuk New York telah menerapkan pembatasan ketat yang belum pernah diberlakukan sebelumnya guna menekan angka penyebaran virus corona. Sekolah-sekolah hingga bisnis yang dinilai tidak penting terpaksa harus ditutup. Warga juga diperintahkan untuk tinggal di rumah dan hanya boleh keluar jika ada kegiatan yang benar-benar penting.

Berdasarkan data terbaru, New York yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di AS tersebut menunjukkan adanya penurunan jumlah kasus serta pasien rawat inap. Ini menjadi bukti bahwa kepatuhan yang meluas terhadap pembatasan sosial mulai menunjukkan hasil. 

Donald Trump sebelumnya merilis pedoman untuk negara bagian federal pada Kamis (16/4/2020) yang menjabarkan pelonggaran pembatasan sosial menyusul melambatnya penyebaran pandemi virus corona (Covid-19) di negara itu.

Panduan setebal 18 halaman bertajuk “Membuka Amerika Kembali” (Opening Up America Again) yang dirilis Trump ada tiga fase. Isinya mengidentifikasi syarat di sejumlah wilayah AS yang memungkinkan karyawan mulai kembali bekerja. Namun keputusan mencabut pembatasan yang ketat pada akhirnya diserahkan pada gubernur negara bagian.

“Ekonomi kita harus berjalan. Dan kami ingin mendapatkannya kembali. Sangat, sangat cepat. Dan itulah yang akan terjadi," kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Upaya AS untuk mencegah Covid-19 telah mengubah kehidupan sehari-hari dan merusak perekonomian. Hanya dalam empat minggu, AS telah kehilangan hampir semua pekerjaan yang diperoleh sejak Resesi Hebat 1930 menurut Departemen Tenaga Kerja yang dirilis Kamis.

AS sendiri tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus dan kematian terbanyak di dunia dengan ebih 639.600 orang telah terinfeksi dan 30.985 meninggal karena virus. New York mencatat setidaknya 11.586 orang telah meninggal karena Covid-19 dan lebih dari setengah juta telah dinyatakan positif. ***Novie Kusdarman

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved