Ngambek, Trump Ancam Tahan Dana untuk WHO

Washington, Info Breaking News – Pemerintah Amerika Serikat (AS) dilaporkan akan melakukan evaluasi terhadap dana yang digelontorkan untuk organisasi kesehatan dunia (WHO) karena dinilai belum optimal dalam menanggapi pandemi Covid-19.

“Organisasi harus bekerja. Mereka harus memberikan hasil yang diharapkan,” kata Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan AS akan menahan dana untuk WHO pada Selasa (7/4/2020) karena keberpihakan WHO ke Tiongkok. WHO dinilai telah memberikan saran yang salah terhadap pembatasan perjalanan yang dilakukan Tiongkok sehingga penyebaran corona makin meluas.

Trump juga geram karena Tiongkok menyumbang lebih kecil kepada WHO setiap tahun dibandingkan AS. “Saya pikir mereka (WHO) harus memberikan prioritas dengan benar, dan prioritas mereka adalah bahwa setiap negara harus diperlakukan dengan baik. Setiap negara. Dan sepertinya tidak seperti itu, bukan?" kata Trump.

"Setiap aspek WHO menurut saya, salah," imbuhnya.

Kongres dilaporkan memberikan US$ 122 juta pada WHO untuk tahun fiskal ini, namun Trump mengusulkan US$ 58 juta untuk tahun fiskal 2021.

Ketika ditanya apakah Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus harus mengundurkan diri, Pompeo mengatakan sekarang bukan saatnya melakukan perubahan semacam itu.

Menanggapi ancaman Trump Tedros pada Rabu pagi, WHO memperingatkan para pemimpin global agar tidak mempolitisasi wabah Covid-19 karena berpotensi menambah korban jiwa.

Tedros justru mengimbau semua partai politik fokus untuk bekerja sama menyelamatkan rakyatnya. Tanpa persatuan, akan banyak negara maju menghadapi masalah dan krisis. “Tidak perlu menggunakan Covid-19 untuk mencetak poin politik. Tidak dibutuhkan. Anda memiliki banyak cara lain untuk membuktikan diri Anda."

Sementara Trump tidak percaya Tedros berbicara tentang politik ketika melihat hubungan mereka dengan Tiongkok.

"Tiongkok memberi pendanaan pada WHO US$ 42 juta, dan kami menghabiskan US$ 450 juta, WHO tampaknya lebih mengikuti cara Tiongkok," tandasnya. ***Armen Fosters