Headlines News :
Home » » Penderita Obesitas Rentan Terinfeksi Corona, Mengapa?

Penderita Obesitas Rentan Terinfeksi Corona, Mengapa?

Written By Info Breaking News on Jumat, 17 April 2020 | 16.06


Jakarta, Info Breaking News – Pusat Pencegahan dan Penanganan Wabah (CDC) Amerika Serikat baru-baru ini mengeluarkan daftar kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi virus corona.

Mereka yang tergabung dalam kelompok rentan tersebut adalah lansia, pengidap gangguan imunitas serta orang-orang yang memiliki masalah kelebihan berat badan atau obesitas.
Secara spesifik CDC menyebut mereka yang mengalami obesitas cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia berat. CDC mengatakan orang dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 40 rentan mengidap pneumonia berat dibanding mereka yang menunjukkan IMT ideal.

IMT sendiri merupakan penilaian standar untuk menentukan apakah berat badan seseorang masuk dalam kategori normal, kurang, berlebih atau obesitas.

Angka ini dihitung berdasar tinggi dan berat badan. Sebagai gambaran, jika seseorang memiliki tinggi 177 cm dan berat 70 kg maka skor IMT nya adalah 22,3 dan masuk kategori sehat. IMT dikategorikan sehat jika berada di kisaran 18,5 sampai 22,9. 

Obesitas, terutama pada pria, secara signifikan meningkatkan risiko pneumonia berat. Di Louisiana, AS sekitar 97 persen dari mereka yang meninggal akibat corona kedapatan memiliki riwayat penyakit bawaan, di antaranya diabetes sebesar 40 persen dari total kematian, obesitas 25 persen, penyakit ginjal kronis 23 persen dan penyakit jantung 21 persen.

Obesitas sendiri diketahui kerap menjadi pemicu munculnya diabetes. Dengan kadar gula darah tinggi yang merusak fungsi sel darah putih, tubuh pun kesulitan untuk mempercepat proses penyembuhan. Hal itu berujung pada lambatnya masa pemulihan bagi mereka yang sakit.

Sementara itu di Tiongkok, data menunjukkan bahwa sejak awal wabah hingga 11 Februari 2020, tingkat kematian di antara pasien dengan Covid-19 yang menderita diabetes adalah 7,3 persen dibandingkan dengan 0,9 persen pada mereka yang tidak memiliki masalah medis.

Dilansir dari Mayo Clinic: Family Health Book, ada beberapa faktor penyebab obesitas, di antaranya adalah genetic, pola makan, kurangnya aktivitas fisik, psikologis, seks, usia, kehamilan, pengobatan, kebiasaan merokok hingga gangguan metabolisme.

Untuk mencegah obesitas, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Yang pertama ialah dengan mengubah gaya hidup serta pola makan sehari-hari. Perbanyaklah mengonsumsi buah dan sayur. Jangan konsumsi gula berlebih. Dianjurkan konsumsi gula per harinya maksimal adalah empat sendok makan atau sekitar 50 gram. Hindari pula kebiasaan-kebiasaan tidak baik, seperti merokok dan memakan makanan dengan gula dan garam berlebih.

Yang kedua, rajin mengukur IMT. Saat ini cukup mudah untuk mengetahui IMT karena banyak aplikasi kalkulator penghitung IMT. Namun, untuk hasil yang lebih pasti dan akurat, sebaiknya hal tersebut dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi. Mengukur IMT juga bisa dilakukan dengan mengukur lingkar pinggang. Pada perempuan, usahakan agar lingkar pinggang tak lebih dari 81 cm dan laki-laki tak lebih dari 90 cm.

Langkah terakhir ialah rutin berolahraga dan melakukan aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik berisiko pada terjadinya obesitas. Sehingga, melakukan gerakan motorik selama 30 menit setiap hari, bisa membantu seseorang mengurangi berat badannya. ***Candra Wibawanti
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved