New York, Info
Breaking News – Semakin merebaknya virus Covid-19 secara
global mendorong sejumlah perusahaan farmasi untuk berbondong-bondong melakukan
penelitian untuk mengembangkan vaksin virus corona.
Perusahaan penelitian independen investasi di New York, Amerika Serikat (AS), CFRA Research, menyebut setidaknya hingga hari ini tercatat ada delapan perusahaan farmasi yang sedang bersaing. Empat perusahaan berasal dari AS, dua perusahaan dari Inggris dan dua lainnya perusahaan dari Tiongkok.
“Kita memperkirakan usaha pengembangan diintensifkan dalam beberapa minggu ke depan dan lebih banyak perusahaan masuk uji klinis Fase 1, dimana vaksin diuji coba kepada sekelompok kecil sampel manusia sehat dengan dosis moderat,” kata analis ekuitas dalam publikasi CFRA, The Outlook, Sel Hardy, dikutip dari Forbes, Selasa (16/6/2020) lalu.
Kedelapan perusahaan itu adalah sebagai berikut:
1. Johnson & Johnson (JNJ) asal AS yang
berkolaborasi dengan Beth Israel Deaconess Medical Center yaitu rumah sakit
(RS) pendidikan di Harvard Medical School dan Biomedical Advanced Research and
Development Authority (BARDA), berada pada uji klinis fase 1.
2. Pfrizer asal AS/Jerman yang berkolaborasi
dengan BionTech yang sudah masuk uji klinis fase
3. Moderna asal AS yang berkolaborasi dengan National
Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan Lonza Ltd yang masuk
uji klinis fase 2.
4. AstraZeneca PLC (AZN) asal Inggris yang
berkolaborasi dengan Universitas Oxford masuk uji klinis fase
5. GlaxoSmithKline (GSK) asal Inggris yang
berkolaborasi dengan Sanofi masuk uji klinis fase 1.
6. CanSino Biologics asal Tiongkok berkolaborasi
dengan Precision Nanosystems yang masuk uji klinis fase 1.
7. Sinovac asal Tiongkok/AS berkolaborasi dengan
Dynavax masuk uji klinis fase 1.
8. Novavax asal AS yang masuk uji klinis fase 1.
***Novie Kusdarman
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !