Jakarta, Info Breaking News - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menyebut Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alam dan selalu mencuri perhatian banyak negara. Saking kayanya Indonesia, kata Luhut, banyak yang ingin merampok kekayaan negeri ini. Namun, ia ingin ke depannya Tanah Air bisa mengolah sumber dayanya agar memiliki nilai tambah.Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
“Kita ini super kaya. Bayangkan, kita dirampok oleh banyak orang berpuluh tahun tapi kita masih kaya saja. Sekarang janganlah. Kekayaan itu harus ditambah lebih bagus lagi, dengan nilai tambah, dengan value added, dengan teknologi,” ujar Luhut dalam konferensi video, dalam webinar Sabtu, 25 Juli 2020,
Dia mengatakan ke depannya Indonesia harus terlibat dalam memberikan nilai tambah pada sumber daya alam yang dimilikinya. Ia tidak ingin Tanah Air hanya mengandalkan ekspor komoditas untuk mendapat uang. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya tidak ditopang komoditas, melainkan nilai tambah.
“Hilirisasi ini sangat penting, jangan seperti selama ini menjadi pengekspor raw material. Freeport lebih dari 55 tahun itu kita ekspor saja, kita gali dan ekspor dengan tanahnya. Kita enggak tahu isinya apa saja,” ujar dia.
Sebagai contohnya, pada mineral nikel. Dia mengatakan pengolahan bijih nikel ke stainless steel slab bisa memberikan nilai tambah yang signifikan. Kemenko Marves menghitung ada peningkatan nilai ekspor hingga 10,2 kali apabila bijih nikel itu diolah menjadi stainless steel slab. Pasalnya, harga bijih nikel hanya sekitar US$ 31 per ton. Sementara, stainless steel slab bisa US$ 1.602 per ton.
Belum lagi, kata dia, kalau nikel tersebut nantinya bisa diolah menjadi baterai lithium. Baterai lithium menjadi produk yang diperkirakan melonjak kebutuhannya pada beberapa tahun ke depan. Mengingat sejumlah negara di dunia mulai mengalihkan bahan bakar kendaraannya dari energi fosil ke yang lebih bersih seperti kendaraan listrik.
Dia melihat Indonesia memiliki cadangan mineral yang cukup untuk bisa menjadi pemain kunci di industri baterai lithium. “Indonesia cadangan nikelnya besar,” ujar dia.
Begitu pula pada pengolahan bauksit. Dia mengatakan pengolahan bauksit menjadi alumunium ingot bisa membawa nilai tambah yang besar. Berdasarkan bahan paparannya, penambahan nilai ekspor dari bauksit menjadi alumunium ingot bisa mencapai 11,2 kali lipat, mengingat harga bauksit hanya US$ 30 per ton dan alumunium ingot US$ 1.700 per ton.
Kesimpulan :
1. Faktor-faktor daya tarik Indonnesia di mata orang luar :karena Lokasi Indonesia yang strategis dekat dengan geo lintas dunia, menjadi faktor daya tarik bagi negara lain. Selain itu, ada nilai pertukaran yang lewat Indonesia sebesar US$5,3 triliun."Kedua karena Indonesia ada penduduk 237 juta. Pasarnya besar," kata Luhut.
2. Indonesia harus lebih kaya lagi Luhut mengatakan dengan tegas perampokan kekayaan Indonesia tidak boleh lagi terjadi. Ia meminta Indonesia dapat terus mengembangkan asetnya melalui penambahan nilai komoditas, bukan dari komoditas yang dimilikinya saja."Sekarang jangan (dirampok). Kekayaan harus ditambah lebih bagus, value added dengan teknologi. Kita harus terlibat, gak boleh sekarang ekspor terus dapat uang. Comodity based lewat, kita mau value added based," katanya.
3. Omnibus law dibuat untuk membuat Indonesia tambah kaya
Biar Indonesia tambah kaya, kata Luhut, pemerintah menciptakan Omnimbus Law yang tujuannya mempermudah investasi agar tidak kalah bersaing dengan negara tetangga lainnya.
4. kita mau mempermudah investasi makanya ada Omnimbus Law. Kontennya dibuat agar Indonesia sama dengan negara lain dalam membuat aturan investasi," ucap Luhut.***Jeremy Foster S
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !