Headlines News :
Home » » Anti Tiongkok, Trump Bakal Boikot TikTok

Anti Tiongkok, Trump Bakal Boikot TikTok

Written By Info Breaking News on Minggu, 02 Agustus 2020 | 09.31


Washington DC, Info Breaking News – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk memboikot aplikasi TikTok di Amerika.

 

Hal ini menyusul pernyataan pejabat keamanan AS yang menduga bahwa aplikasi buatan perusahaan Tiongkok ByteDance tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan data pribadi penduduk AS.

 

"Sejauh menyangkut Tik Tok, kami melarang mereka dari Amerika Serikat," kata Trump kepada wartawan di Air Force One.

 

Meski demikian, belum jelas bagaimana larangan itu akan ditegakkan dan tantangan hukum apa yang akan dihadapinya.

 

Microsoft dilaporkan telah melakukan pembicaraan untuk membeli aplikasi itu dari ByteDance, tetapi Trump tampaknya meragukan bahwa kesepakatan seperti itu akan diizinkan. Jika kesepakatan itu berjalan, laporan itu bisa melibatkan ByteDance untuk merambah operasi TikTok di AS.

Sementara itu, TikTok sendiri membantah tuduhan Trump bahwa aplikasi tersebut dikendalikan oleh atau berbagi data dengan pemerintah China.

Aplikasi yang tumbuh cepat ini memiliki hingga 80 juta pengguna bulanan aktif di Amerika dan larangan itu akan menjadi pukulan besar bagi ByteDance.

Langkah untuk melarang penggunaan aplikasi TikTok terjadi menyusul ketegangan yang meningkat antara AS dan Tiongkok atas sejumlah masalah, termasuk sengketa perdagangan dan penanganan Beijing terhadap wabah virus corona.

 

Pejabat dan politisi AS telah meningkatkan kekhawatiran tentang data yang dikumpulkan oleh ByteDance melalui Tik Tok yang akhirnya diserahkan kepada pemerintah Tiongkok.

TikTok mengoperasikan versi aplikasi yang serupa namun terpisah di China, yang dikenal sebagai Douyin. Dikatakan bahwa semua data pengguna AS disimpan di AS, dengan cadangan di Singapura.

Minggu ini, Tik Tok mengatakan kepada pengguna dan regulator bahwa mereka akan menerapkan tingkat transparansi yang tinggi, termasuk memungkinkan peninjauan algoritmanya.

"Kami tidak berpolitik, kami tidak menerima iklan politik dan tidak memiliki agenda --satu-satunya tujuan kami adalah tetap menjadi platform yang dinamis untuk dinikmati semua orang," kata CEO Tik Tok, Kevin Mayer dalam keterangannya.

"TikTok telah menjadi target terbaru, tetapi kita bukan musuh,” imbuhnya.

Popularitas TikTok memang tidak dapat dipungkiri. Aplikasi ini dilaporkan memiliki sekitar 800 juta pengguna bulanan aktif yang sebagian besar berada di AS dan India.

India dilaporkan telah memblokir TikTok dan sejumlah aplikasi lainnya dari Tiongkok. Australia, yang telah melarang Huawei dan pembuat peralatan telekomunikasi ZTE, juga mempertimbangkan untuk melarang TikTok. ***Nadya

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved