Washington, Info Breaking News - The New York Times, Minggu (27/9/2020) waktu setempat melaporkan Presiden AS Donald Trump tidak pernah membayar pajak penghasilan dalam 10-15 tahun terakhir. Dia juga hanya membayar US$ 750 pada tahun 2016, saat ia memenangkan pemilihan umum presiden.
Hal tersebut diketahui berdasarkan data pengembalian pajak yang diperpanjang lebih dari 20 tahun.
Laporan tersebut menunjukkan Trump hanya membayar US$ 750 pada tahun pertamanya di Gedung Putih. Dari kabar yang beredar, Trump tidak membayar pajak penghasilan karena melaporkan kehilangan lebih banyak uang ketimbang yang dia hasilkan.
Meski begitu, Trump langsung menyanggah laporan media itu. Ia menuding berita tersebut sebagai "berita yang benar-benar palsu.”
“Pertama-tama, saya membayar banyak dan saya juga membayar banyak pajak pendapatan negara bagian. Semuanya akan terungkap,” katanya.
Hukum di AS memang tidak mewajibkan seorang presiden untuk merilis rincian keuangan pribadi mereka. Namun, tiap presiden AS, sejak Richard Nixon, tetap merilisnya.
Dengan menolak merilis laporan keuangannya, Trump dinilai telah melanggar tradisi kepresidenan. Ia berupaya keras di pengadilan terkait penolakan itu. Hal itu lantas memicu banyak spekulasi.
Sebelumnya, Trump pernah mengindikasikan bahwa dia lebih suka meminimalkan tagihan pajaknya. Hal itu ia katakan dalam debat presiden 2016 dan menyebutnya sebagai langkah “cerdas”.
Pengembalian pajaknya itu, yang menjadi isu utama dalam Pemilu 2016, kembali mencuat menjelang Pemilu 3 November saat Trump membidik masa jabatan keduanya.
The New York Times sebelumnya mengatakan data pajak yang mereka peroleh mengungkap banyak hal, mulai dari penghapusan biaya pengacara pembela seorang pelaku kriminal, pengeluaran untuk sebuah rumah besar yang dipakai sebagai tempat peristirahatan keluarga, hingga dana jutaan dolar yang diterima presiden dari kontes Miss Universe 2013 di Moskow. ***Jeremy
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !