Madrid, Info Breaking News - Spanyol menjadi negara pertama di wilayah Eropa Barat dengan jumlah kasus Covid-19 mencapai angka 500.000 pasca terjadinya lonjakan kedua kasus yang bertepatan dengan pembukaan kembali sekolah.
Data Kementerian Kesehatan menunjukan total 525.549 kasus, naik dari 498.989 hari Jumat (4/9/2020), dan 2.440 kasus infeksi tambahan yang tercatat dalam 24 jam.
Kasus infeksi terbaru lebih umum terjadi di kalangan orang-orang muda yang seringkali tidak memiliki gejala karena sistem daya tahan tubuh lebih kuat. Hal itu menjelaskan alasan rumah sakit (RS) melihat lebih sedikit kasus Covid-19 dibandingkan saat puncak pandemi.
Tingkat kematian tetap jauh di bawah puncak Maret sampai April ketika kasus kematian secara rutin per hari lebih dari 800 orang. Sejauh ini jumlah total angka kematian di Spanyol adalah 29.500 orang.
Gelombang pertama infeksi Covid-19 di Spanyol pada musim semi telah menghancurkan populasi lanjut usia negara itu dan membuat sistem RS kewalahan. Otoritas berhasil menahan wabah dengan memberlakukan lockdown terketat di dunia.
Melonjaknya pasien corona membuat banyak orangtua berseru menolak pembukaan kembali sekolah. Mereka mengkhawatirkan langkah keselamatan yang dianggapnya kurang pendanaan untuk menghadapi wabah baru saat ini. Orangtua menyebut siswa yang sakit bisa menularkan kerabat dengan risiko Covid-19 lebih tinggi.
Para orangtua juga siap melawan aturan kaku pemerintah, yang mewajibkan semua sekolah memulai kelas tatap muka, sekalipun mereka terancam hukuman 3-6 bulan penjara.
“Kami merasa tidak berdaya dan sedikit tersinggung karena seperti memaksa kami melakukan tindakan ilegal karena mereka tidak memberikan kami pilihan,” kata Angela Lopez, ibu dengan putri berusia tujuh tahun dengan masalah pernafasan, dikutip dari Associated Press, Selasa (8/9/2020). ***Jeremy
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !