ilustrasi vaksin Nusantara
Jakarta, Info breaking News - Vaksin Nusantara dapat diproduksi secara massal mulai Juni 2021 oleh Tim Uji Klinis. Namun kondisi itu hanya dapat tercapai bila Badan Pengawas Obat dan Keamanan (BPOM) memberikan lampu hijau untuk Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) uji klinis II dan III dalam sebulan hingga dua bulan ke depan.
Nantinya vaksin yang diprakarsai oleh Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto ini akan membutuhkan 180 relawan untuk uji klinis II. Sedangkan uji klinis tahap III dibutuhkan 1.600 relawan.
"Kalau PPUK I dan II turun tidak ada hambatan paling Mei sudah selesai, Mei rampungin fase ketiga. Berarti sekitar Juni sudah bisa produksi massal," kata Anggota Tim Uji Klinis Vaksin Nusantara Jajang Edi Prayitno
Jajang menjelaskan salah satu inisiatif pembuatan vaksin ini adalah untuk menyasar golongan para warga yang memiliki komorbid alias penyakit penyerta. Selain itu vaksin nusantara diproyeksikan aman untuk segala usia.
Upaya itu menurut Jajang dilakukan usai beberapa vaksin yang digunakan di Indonesia, seperti Sinovac, tidak untuk jenis komorbid hingga tidak bisa digunakan untuk orang berusia di bawah 18 tahun.
"Kan, selama ini vaksin yang sudah beredar bukan untuk komorbid tapi orang sehat, padahal banyak korban yang berisiko besar adalah para komorbid," jelasnya.
Jajang menjelaskan, pengembangan dan uji klinis vaksin itu merupakan kerja sama antara PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat, Universitas Diponegoro (Undip), dan RSUP dr. Kariadi Semarang.
Ia pun menyebut vaksin yang telah rampung menyelesaikan uji klinik tahap I ini pun menjadi satu-satunya metode sel dendritik yang digunakan untuk menciptakan vaksin. Sejauh ini, metode yang digunakan vaksin lain kebanyakan pada metode virus inactivated, mRNA, protein rekombinan, hingga adenovirus.
"Kita satu-satunya di dunia sebenarnya, kalau ini nanti kita bisa berhasil dalam uji fase pertama sampai ketiga dan sampai produksi. Berarti kita termasuk dalam tujuh negara di dunia yang punya kedaulatan pembuatan vaksin," kata Jajang.
Vaksin Nusantara ini nantinya akan membentuk kekebalan seluler pada sel limfosit T. Jajang menjelaskan, cara kerja vaksin ini dibangun dari sel dendritik autolog atau komponen dari sel darah putih, yang kemudian dipaparkan dengan antigen dari Sars-Cov-2.
Nantinya, setiap orang akan diambil sampel darahnya untuk kemudian dipaparkan dengan kit vaksin yang dibentuk dari sel dendritik. Cara kerjanya, sel yang telah mengenal antigen akan diinkubasi selama 3-7 hari.
Hasilnya kemudian akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap Sars Cov-2.*** Putri Emilia
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !