Headlines News :
Home » » Renungan Batin Dibalik Tragedi Partai Demokrat

Renungan Batin Dibalik Tragedi Partai Demokrat

Written By Info Breaking News on Sabtu, 06 Maret 2021 | 23.09




Susilo Bambang Yudhoyono vs Moeldoko

Jakarta, Info Breaking News - Degradasi politik yang terjadi ditubuh Partai Demokrat disaat negeri ini dilanda pandemi Covid 19 publik harus merenung dan sekaligus dipaksa harus cerdas untuk menyikapi secara realitas. Karena suka atau tidak dipastikan persoalan ini akan menjadi panjang, karena sebentar lagi akan bermuara dimeja hijau karena gugatan hukum yang akan diajukan oleh pihak yang tidak dapat menerima hasil keputusan KLB Medan itu.


Ada sejumlah point penting yang perlu disimak, diantaranya penggunaan jasa lawyer kondang sekaliber Yusril Izha Mahendera, Otto Hasibuan atau Hotma Sitompul dan Hotman Paris Hutapea, yang kita pahami dibanderol puluhan bahkan ratusan milyar rupiah. Karena persoalan ini pasti akan lebih mahal karena masing masing pihak merasa paling benar. Sedangkan dizaman sekarang ini semua orang bisa memahami bahwa untuk mendapatkan pengakuan benar itu sangatlah mahal. Selain akan menguras rupiah juga akan menguras energi, waktu dan mobilitas massa.

Dahsyatnya, diketahui bahwa masing masing pihak dianggap sangat mumpuni soal kekuatan dana dan harga diri yang sangat tinggi. Sehingga hal inilah yang membuat rate kalangan pengacara yang akan dipakai sebagai lawyer untuk berperkara, pasti sangat mahal harganya. Dan sudah pasti tragedi yang sedang dialami oleh partai berlambang mercy ini paling disukai oleh kalangan pengacara hukum ditanah air.

Sementara pada sisi lain batiniah, ada renungan yang ngejlimet dihati yang lara, apakah hal ini juga menjadi jalan akan terciptanya suatu pemandangan super unik, jika Presiden ke 6 SBY akan benar benar jadi turun kejalan kedepan istana untuk memimpin aksi demo. Ini menjadikan penulis sangat prihatin karena semua kita tau betapa lonely nya hati sang Presiden RI ke 6 ini yang sudah ditinggal lebih dulu oleh sang isteri tercinta almarhum Ibu Negara Any Yudoyono, ditambahlagi dengan pengorbanan atas restunya menjadikan AHY melepaskan dunia Militernya yang sudah berpangkat Mayor itu, gagal untuk kesekian kali dikaderkan sebagai tokoh nasional.

Mungkin hal itu pula yang terkandung dalam tangis SBY memohon ampun kepada Allah SWT atas kesalahan yang dianggapnya pernah menjadikan Moeldoko sebagai Panglima ABRI di era kepemimpinanya. 


Emil F Simatupang

Padahal sebelum KLB itu terjadi, posisi SBY yang sebagai Ketua Mahkamah Tinggi Partai Demokrat, tapi mendadak ibarat guntur topan dasyat posisinya dicabut paksa, seiring posisi sang Putra Mahkota AHY yang jadi Ketum pun terdongkel keras, begitu juga imbasnya pada posisi Ibas putra bungsu SBY ikut terdepak. Dan inilah yang penulis maksud sebagai harga diri yang paling tinggi, sehingga sangat tidak layak jika dikancah peperangan meja hijau nanti hanya menggunakan lawyer yang normal. Sehingga nama nama lawyer kondang diatas itu saja lah yang sepadan walau pasti bayarannya juga fantastis.

Apalagi bukan rahasia umum jika seorang ketum parpol dinegeri tercinta kita ini sangat besar keuntungannya,contoh misal penerbitan SK pengusung untuk seorang Kepala Daerah dari tingkat Bupati, Walikota hingga Gubernur,bisa mencapai kisaran puluhan miliar rupiah,belum lagi dari sumber dana internal, serta dana dari pihak pemerintah saat pilpres atau pilkada itu, sehingga kita tak perlu lagi kaget jika sejak dulu hingga akhir kalam nanti banyak oknum kepala daerah yang terpaksa melakukan kejahatan extraordinary crime bin korupsi untuk mengganti biaya kampanye dan proses pilkada yang sudah menyedot banyak uang, sehingga hal inilah yang membuat kondisi negeri kita lemot majunya.

Belum lagi wibawa dan gengsi atas diri sesorang ketum parpol yang selalu dipuja saat dibutuhkan,dan dicaci maki saat sudah tak berkuasa.

Sehingga ada istilah Ali Topan, uang setan dilalap iblis. Dan suka atau tidak betapa ironisnya anekdot yang menyatakan bahwa tak ada satupun yang langgeng abadi didalam kancah dunia politik, karena yang ada itu adalah hanya kepentingan sesaat belaka.





Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved