Jakarta, Info Breaking News - Pasca tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK), Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Sujanarko mengatakan ia beserta ke-74 pegawai lainnya merasa nasibnya tak jelas.
"Kalau seorang berintegritas, dipecat lebih clear daripada digantung begini. Ini kan seperti disiksa," kata Sujanarko, Sabtu (15/5/2021).
Pasalnya, kata dia, 75 pegawai yang tak lolos TWK saat ini diperbolehkan masuk kantor. Namun, mereka tak boleh bekerja dan tetap menerima gaji penuh. Hal ini, ia sampaikan, membuat dirinya dan 74 pegawai lainnya seperti tengah menjalani hukuman dari KPK.
"Iya dihukum ini. 75 pegawai ini sedang dihukum oleh organisasi. Ini kan orang yang dinilai persepsinya sangat buruk. Menghukum 75 pegawai itu tidak ada dasar-dasar legalnya," ujarnya.
Oleh karena itu, Sujanarko berniat melakukan langkah-langkah advokasi untuk memperjuangkan nasibnya dan 74 pegawai KPK lainnya. Salah satunya, dia akan mengadukan hal ini kepada Dewan Pengawas KPK.
“Mulai hari Senin saya akan bergerak lah untuk melakukan advokasi. Nanti banyak, pasti banyak kita bisa ke Ombudsman, ke Komnas, bisa ke Dewas," paparnya.
Sementara itu, penyidik senior KPK Novel Baswedan menyatakan akan melawan tindakan pimpinan KPK yang menonaktifkan dirinya dan 74 pegawai lainnya yang tak lulus asesmen TWK. Novel menyebut pihaknya akan mendiskusikan perlawanan ini lebih jauh bersama koalisi masyarakat sipil anti-korupsi.
"Nanti ada tim kuasa hukum dari koalisi sipil yang ingin melihat itu karena agak lucu juga, SK-nya kan SK pemberitahuan hasil asesmen, tapi kok di dalamnya menyebut menyerahkan tugas dan tanggung jawab, bukan pemberitahuan lho," kata Novel, Selasa (11/5/2021). ***Paulina
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !