Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett
TEL AVIV, INFO BREAKING NEWS - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengklaim vaksin Pfizer kurang efektif melawan varian Delta dari virus corona.
“Kami tidak tahu persis sejauh mana vaksin itu membantu, tetapi secara signifikan lebih sedikit,” kata Bennett.
Vaksin Covid-19 masih menjaga orang agar tidak sakit parah di Israel, di mana lebih dari 60% populasi telah menerima suntikan. Hanya 1,6% yang menjadi sakit kritis, dibandingkan dengan 4% pada gelombang kasus sebelum vaksin.
Kekhawatiran juga meningkat tentang efektivitas vaksin terhadap varian Beta, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan. Israel menyatakan bahwa vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech “rentan” terhadap mutan “delta” di India.
Berdasarkan data baru yang dihimpun pemerintah Israel, suntikan dosis ganda hanya memberikan perlindungan 64% terhadap infeksi.
Varian Delta sendiri memiliki dua mutasi, yakni L452R dan E484Q. Inilah alasan mengapa varian tersebut diberi label sebagai “mutan ganda” oleh Kementerian Kesehatan India.
L452R adalah mutasi yang sama yang ditemukan pada varian buatan sendiri di California, dan E484Q mirip dengan mutasi yang ditemukan pada varian di Brasil dan Afrika Selatan. Kedua mutasi tersebut terjadi pada bagian penting virus yang memungkinkan virus menyerang dan menginfeksi sel manusia.
Bennett juga membahas krisis di Inggris dan Amerika Serikat, dimana keduanya menggunakan vaksin Pfizer tetapi tetap dibanjiri varian Delta.
Amerika Serikat, pada Kamis lalu, mencatat 28.412 kasus baru dengan rata-rata pergerakan 7 hari 26.079 atau meningkat 135% dari rata-rata 11.067 yang tercatat dua minggu lalu. ***Winda Syarief
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !