JAKARTA, INFO BREAKING NEWS - Anggota Komisi III DPR RI Andi Rio Padjalangi meminta masyarakat memberikan informasi kepada pihak yang berwenang seperti kepolisian, tokoh agama, dan tokoh adat jika ditemukan adanya penganut aliran sesat di wilayahnya.
Hal ini menyusul munculnya kasus penganiayaan yang terjadi di Bone, Sulawesi Selatan akibat pesugihan.
"Peristiwa yang terjadi di Bone dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat untuk dapat saling menjaga lingkungan dan memberikan informasi kepada pihak yang berwenang, seperti kepolisian, tokoh agama, dan tokoh adat jika ditemukan adanya penganut aliran sesat," kata Andi dalam keterangannya, di Jakarta, Minggu (5/9/2021).
Diberitakan, seorang ibu berinisial H menganiaya anaknya sendiri yaitu AP (6) dengan mencongkel salah satu matanya. Aksi tersebut diduga dilakukan dengan melibatkan ayah kandung AP, nenek, kakek dan paman AP yang turut serta membantu memegang AP untuk proses ritual aliran sesat yang dipelajari pihak keluarganya.
Andi menilai Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Sulawesi Selatan seharusnya berani dalam menindak, agar tidak ada lagi masyarakat yang terpengaruh dan mudah masuk dalam aliran pesugihan tersebut.
"Peran tokoh agama dan masyarakat harus dikedepankan dalam memberikan edukasi, baik dari sisi agama dan hal lain, jangan sampai masih ada keluarga yang melakukan ritual-ritual pesugihan yang tentunya masuk dalam kategori aliran sesat yang dapat membahayakan," ungkapnya.
Dia mengakui kondisi pandemi memang dapat mempengaruhi psikologis seseorang sehingga menyebabkan seseorang terpengaruh ajaran atau aliran sesat pesugihan yang didasari dari dampak yang beragam, seperti ekonomi dan latar pendidikan yang rendah.
Andi menduga para terduga pelaku melakukan ritual tersebut karena ingin kaya dan terimpit masalah ekonomi, namun apa pun alasannya tentunya tidak dapat dibenarkan terlebih melakukan aksi keji dan biadab terhadap anaknya sendiri.
"Pemerintah dalam hal ini perlu turun tangan dalam menyelesaikan maraknya ritual pesugihan yang dapat memberikan halusinasi untuk melakukan pembunuhan, karena tidak hanya terjadi di wilayah Gowa saja melainkan banyak terjadi akhir akhir ini di sejumlah daerah," tegasnya.
Selain itu, dia meminta pihak kepolisian di wilayah Gowa dapat memberikan sanksi tegas terhadap para terduga pelaku yang telah melakukan aksi keji tersebut. Ia juga meminta Polri dan Komisi Perlindungan Anak Pemerintah Daerah Gowa dapat melakukan trauma healing kepada korban agar jangan sampai terjadi gangguan psikologis. ***Sam Bernas
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !