Jakarta, Info Breakjing News - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mendukung langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan mutasi di antaranya 11 perwira tinggi (pati) Polri dalam upaya bersih-bersih juga peningkatan kinerja Polri.Apalagi setelah jeblok dimata publik akibat ulah Sambo.
"Rotasi itu hal yang lumrah dalam setiap organisasi. Ini juga dalam rangka penyegaran sekaligus peningkatan kinerja Polri ke depan," kata Poengky kepada Beritasatu.com, Senin, (26/9/2022).
Ia menilai, mutasi ini merupakan respons tuntutan publik terkait upaya bersih-bersih di tubuh Polri imbas dari meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
"Tuntutan akan reformasi pascatewasnya Brigadir J memang tinggi. Kami pun melihat, setelah penonaktifan para tersangka dan saat ini ada rotasi dalam rangka itu (bersih-bersih). Bukan berarti yang dirotasi itu kinerjanya buruk, tentunya Kapolri punya pertimbangan-pertimbangan lain. Tentunya, orang-orang yang baru ini diharapkan meningkatkan kinerja Polri ke depan," kata Poengky.
Salah satu jabatan yang dirotasi yaitu Kapolres Metro Jakarta Selatan dan saat ini diduduki oleh Kombes Ade Ary Syam Indradi. Ia melihat bagaimanapun kepolisian resor harus mempunyai kepala, ini hubungannya dengan tugas pelayanan.
Poengky melihat, sikap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan rotasi dan pimpinan sebagai pintu masuk ke reformasi kultural.
"Instruksi yang disampaikan Bapak Kapolri sangat tepat, yaitu pimpinan harus memberikan teladan kepada anggota, membimbing, dan membina anggota, serta mengawasi anggota. Jika anggota berprestasi, perlu diberikan reward. Sedangkan jika anggota melakukan pelanggaran, maka harus dijatuhi hukuman," katanya.
Reformasi kultural Polri mengarahkan anggota polisi untuk mengubah mindset dan culture set pimpinan Polri menjadi polisi yang profesional, humanis, dan menghormati HAM. *** Jeremia Foster
Tidak ada komentar:
Posting Komentar