PJ. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartrono
Jakarta, Info Breaking News - Tinggal beberapa hari lagi tersisa waktu Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, tepatnya pada tanggal 16 Oktober 2022 mendatang posisi Gubernur DKI Jakarta sudah diserahterimakan kepada Heru Budi Hartono, sebagaimana yang telah diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) alasan menunjuk Heru Budi Hartono menjadi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta. Jokowi mengaku sudah mengenal lama sosok Heru.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Heru Budi Hartono memiliki kekayaan senilai Rp 31,9 miliar atau tepatnya Rp 31.987.685.032. Harta itu dilaporkan pada 16 Februari 2022 untuk periodik 2021.
Kekayaan Heru Budi Hartono terdiri dari 12 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di berbagai daerah seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, hingga Karawang yang nilainya sebesar Rp 23.455.346.868.
Kekayaan Heru Budi Hartono terdiri dari 12 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di berbagai daerah seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, hingga Karawang yang nilainya sebesar Rp 23.455.346.868.
Heru Budi Hartono juga tercatat memiliki 7 alat transportasi dan mesin berupa mobil serta motor yang nilainya Rp 1.293.369.000.
Lalu harta bergerak lainnya milik Heru Budi Hartono senilai Rp 617.450.000, surat berharga Rp 3.692.500, serta kas dan setara kas Rp 12.676.771.879. Dia memiliki utang sejumlah Rp 6.058.945.215, sehingga total kekayaannya mencapai Rp 31.987.685.032.
Sebelumnya Heru Budi Hartono bukan nama yang asing di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Dia sempat malang melintang mengisi berbagai jabatan di DKI sebelum akhirnya didapuk menjadi Kasetpres oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Heru Budi Hartono pernah menjabat Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (Kabiro KDH dan KLN) serta Kepala Bagian Prasarana dan Sarana Perkotaan Kota Jakarta Utara. Dia juga pernah menjabat Wali Kota Jakarta Utara semasa Jokowi masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Di era Gubernur Basuki T Purnama (Ahok), Heru Budi Hartono ditunjuk menjadi Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPKAD). Dia kala itu dipercaya Ahok mengurusi normalisasi Waduk Pluit.
Pada 2017, nama Heru Budi Hartono semakin mentereng. Namanya sempat masuk bursa calon wakil gubernur pendamping Ahok kala Pemilihan Gubernur DKI di tahun tersebut.
Lalu harta bergerak lainnya milik Heru Budi Hartono senilai Rp 617.450.000, surat berharga Rp 3.692.500, serta kas dan setara kas Rp 12.676.771.879. Dia memiliki utang sejumlah Rp 6.058.945.215, sehingga total kekayaannya mencapai Rp 31.987.685.032.
Sebelumnya Heru Budi Hartono bukan nama yang asing di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Dia sempat malang melintang mengisi berbagai jabatan di DKI sebelum akhirnya didapuk menjadi Kasetpres oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Heru Budi Hartono pernah menjabat Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (Kabiro KDH dan KLN) serta Kepala Bagian Prasarana dan Sarana Perkotaan Kota Jakarta Utara. Dia juga pernah menjabat Wali Kota Jakarta Utara semasa Jokowi masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Di era Gubernur Basuki T Purnama (Ahok), Heru Budi Hartono ditunjuk menjadi Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPKAD). Dia kala itu dipercaya Ahok mengurusi normalisasi Waduk Pluit.
Pada 2017, nama Heru Budi Hartono semakin mentereng. Namanya sempat masuk bursa calon wakil gubernur pendamping Ahok kala Pemilihan Gubernur DKI di tahun tersebut.
Namun pasangan Ahok - Heru dikalahkan oleh pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno. dan kini semakin mantab langkah Anies menuju RI Satu karena sudah di deklarasikan oleh Parta Nasdem. Maka diatas kertas orang politik kini sudah semakin terlihat jelas bahwa ada tiga sosok calon Presiden mendatang, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Sementara pasangannya sebagai Wapres masih belum terlihat, namun masyarakat hanya berharap agar siapapun Presiden mendatang, kiranya betul betul amanah dan tidak menyusahkan rakyat karena sesungguhnya kekayaan alam Indonesia terlalu sangat melimpah ruah, namun selama ini rakyat Indonesia masih belum menikmatinya karena salah pengolahannya bahkan banyak yang dikelolah oleh asing dan asong. *** Emil F Simatupang.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !