Haji Isam Saat Memberikan Keterangan Pers
Banjarmasin, Info Breaking News - Pemilik PT Jhonlin Grup, Andi Syamsuddin Arsyad atau yang akrab disapa Haji Isam akan membangun smelter nikel di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel). Menurut Haji Isam, Jhonlin Grup akan menginvestasikan dananya sebesar 440 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,3 trilliun.
"Rencana pembangunan mulai April tahun depan atau 2022 dengan nilai investasi 440 dollar AS," sebut Haji Isam.
Smelter nikel tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 2.000 hektar. Isam menyebut, smelter nikel ini merupakan yang pertama di Pulau Kalimantan.
"Pabrik smelter nikel itu akan berdiri di dekat pabrik biodiesel yang sudah terbangun," jelasnya.
Haji Isam menambahkan, selain pabrik smelter nikel, PT Jhonlin Grup juga berencana membangun dua pabrik lainnya. Agar seluruh rencana pembangunan pabrik tersebut berjalan mulus, PT Jhonlin Grup telah menyiapkan kawasan ekonomi khusus di Kabupaten Tanah Bumbu. Di kawasan itu nantinya akan berdiri empat pabrik yang saling menopang, yaitu pabrik biodiesel yang sudah beroperasi setelah diresmikan Jokowi beberapa waktu lalu.
"Kawasan ekonomi khusus ini diharapkan akan menopang perekonomian secara nasional dan juga lokal dan tentu akan menyerap banyak tenaga kerja," kata dia.
Sebagai informasi, sesuai regulasi pemerintah setiap perusahaan tambang diwajibkan membuat smelter. Hal ini agar setiap hasil tambang tak lagi diekspor dalam bentuk mentah.
"Smelter nikel tersebut merupakan milik PT Anugerah Barokah Cakrawala (ABC) dibangun di atas lahan seluas 329 hektar atau masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) milik Jhonlin Group," kata CEO Jhonlin Group, Ghimoyo di Batulicin.
Pembangunan smelter nikel milik bos batu bara asal Tanah Bumbu Kalsel itu diperkirakan berkapasitas produksi 40.000 ton. Sementara, calon tenaga kerjanya diprioritaskan dari warga lokal atau asli warga Kabupaten Tanah Bumbu.
Dari mana bahan bakunya? Ore nikel bakal didatangkan juga dari luar negeri. Selanjutnya diolah di smelter PT ABC menjadi baterai. "Sumber Ore Smelter PT ABC ini berasal dari wilayah Sulawesi, Kalimantan hingga Australia," papar Ghimoyo.
Nilai investasi pembangunan smelter nikel PT ABC menelan anggaran kurang lebih mencapai Rp6 triliun. Pembangunannya ditarget rampung pada tahun depan. Jika smelter nikel PT ABC selesai terbangun, maka akan melengkapi sejumlah fasilitas industri lainnya yang ada di wilayah tersebut. Dalam KEK milik Jhonlin Group, juga ada pabrik Biodiesel yang memiliki kapasitas produksi mencapai 1.500 TPD.
Selain itu, ada juga pabrik minyak goreng dengan kapasitas produksi 250 TPD, conveyor crusher plant dengan produksi 36 juta/tahun, jetty container dan HSD storage tank 6 X 5000 MT. Ghimoyo mengungkapkan di lokasi tersebut juga terdapat pembangunan beberapa pabrik. Seperti pabrik kemasan plastik, areal pergudangan dan areal konsesi pelabuhan.
Ditambah lagi, ada pembangunan Pabrik Plywood, Water Treatment Plant, Container Yard dan Power Plant 200 Mega Watt.
"Jika pabrik smelter nantinya akan menyerap 1.200 tenaga kerja maka, kawasan ekonomi khusus tidak menutup kemungkinan akan menyerap 10.000 tenaga kerja," tutur Ghimoyo. *** Emilisa
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !