Headlines News :
Home » » Hidup Hanya Sementara Dan Teman Sejati Itu Tidak Mengenal Waktu Susah Maupun Kaya Apalagi Jabatan

Hidup Hanya Sementara Dan Teman Sejati Itu Tidak Mengenal Waktu Susah Maupun Kaya Apalagi Jabatan

Written By Info Breaking News on Minggu, 11 Desember 2022 | 01.55

Alumni Gajah Mada 17 Pada temu kangen pertama, Sabtu 10 Desember 2022, Nuah Torong, Mangatur Siahaan, Turman Panggabean, Emil F Simatupang, Ocop, Armen Foster, Mada, Budi Wicaksono, Bram Sabar, dan Hengky Tole

Jakarta, Info Breaking News -
Seperti tertulis dalam nubuatan, sahabat sejati itu hanya menjadi nyata, jika diuji oleh suka dan duka dengan waktu yang sangat panjang, karena banyak orang mengaku berteman dan bersahabat, hanya disaat keadaan yang senang dan masa jaya saja. Dan didalam perjalanan hidup, kadangkala saudara sendiri bisa menjadi asing dalam hidup kita, tapi orang lain yang tidak memiliki garis keturunan, bisa menjadi lebih dari saudara kandung, karena bisa saling menerima kekurangan dan setia dalam berteman.

Mukadimah diatas sangat sesuai dengan acara reuni alumni Gajah Mada 17 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dimulai sejak 1995 lalu dimana komunitas kerja wartawan bidang hukum dikomandoi almarhum Bob Silitonga, wartawan Harian Berita Yudha, bersama belasan jurnalis dari berbagai media cetak, berteman sehari hari selama sekian waktu dengan mitra kerja para hakim dan panitera dan pegawai pengadilan, serta rekan Jaksa dan sejumlah lawyer dilingkungan PN Jakpus semasa berkantor Jalan Gajah Mada 17 Jakarta.

" Jujur saya sangat merasa bahagia campur rasa haru, sekian waktu kita berpisah sejak saya pensiun bekerja, pertemuan hari ini membuat saya bisa tertawa lepas dan mengenang kembali, kisah kita yang tak bisa tamat kita tulis dalam satu jilid true story " ungkap Mangatur Siahaan (81 Thn) yang mengawali kariernya sebagai panitera di PN Jakpus, Sabtu (10/12/2022) diruang VIP All Fresh Lantai 2 Pulomas, Jakarta Timur.

"Dan kau memang awet tua, karena dari dulu kita yang sering pulang menjelang subuh karena dinamika hobby Lenk, sampai hari inipun kau tidak berubah raut wajah, postur phisik dan gaya bicaramu yang spontan, dan soal yang satu itu sepertinya kau belum bertobat hehehe" timpal Turman Panggabean, advokat dan kurator handal, yang sebelumnya adalah wartawan media cetak Bisnis Ekonomi, membuat susana semakin nostalgila.

Lebih lugas lagi Turman yang akrab dengan panggilan gepeng itu mengenang sohib lain yang hadir " Tapi belum ada sepanjang peradaban dunia wartawan, hanya Nuah Torong, saat itu redpel harian Rakyat Merdeka, yang berani mensuport ke Fadil,salah seorang pencari keadilan yang kesal dengan vonis, hingga melempar sepatu ke hakim diruang persidangan, juga yang merobek toga hakim, karena rasa kesalnya." 

Nuah Torong (73) adalah salah satu wartawan karier yang kemudian menjadi anggota DPR di Senayan dari fraksi PDIP, yang cukup disegani oleh lawan dan kawan, karena kwalitas penyajian beritanya yang sering menjadi headline pada halaman pertama.

Nuah Torong yang berteman akrab dengan almarhum Taufik Kiemas, suami Megawati Ketum PDIP itu, masih terlihat fresh tanpa kaca mata dan alat bantu pendengaran seperti banyak orang, sekalipun 35 tahun silam terkena serangan stroke, menjelang sore diruang pressroom PN Jakpus, yang dilarikan cepat ke RS Cikini oleh Ocop, sahabat setia yang ikut hadir dalam temu kangen alumni gajahmada 17.

Tampak hadir pula para sohib setia kawan yang penuh kenangan segudang, diantaranya CEO Media Online Breaking News Grup, Emil F Simatupang, yang sebelumnya menjadi wartawan, dikenal sebagai Novelis Ibukota, dimana banyak seri cerita bersambungnya diterbitkan oleh Harian Cetak Sinar Pagi Jakarta, dari penulis tetap di Album Kisah Nyata Fakta.

Budi Wicaksono, wartawan dan desk hukum Harian Cetak Pos Kota, yang suka dengan gaya tipuan Torong saat klarifikasi kasus penyeludupan garam dari Singapura ke Madura, yang dilakukan Budi ke Bob Nasution, Kejari Jakpus yang fenomenal dizamannya.

Belum lagi kisah kedekat penuh ledekan diantara adovokat Bram Sabar dengan eksekutor Hengky Tole, yang selalu penuh bercanda dalam siasatnya.

Ikut mewarnai suasana petemuan yang hampir Tiga dekade penuh gelombang dan riak kehidupan itu, tampak regerasi, Mada, pengacara muda yang potensial, anak Hengky Tole langsung berbaur akrab dengan Armen Foster, calon kurator, anak Emil F Simatupang.

"Biarlah pertemuan ini terus kita adakan, sebagai obat penawar batin yang lonely dimasa lanjut usia kita ini, agar sisa hidup ini lebih sukacita karena masih banyaknya teman kita yang belum bisa hadir, begitu juga peristiwa penting yang pernah kita alami dimasalalu, yang membuat masing masing kita sukses dalam berkarier, juga selalu sukses dalam asmara bercinta dan lebih intim dengan Tuhan." pungkas Turman. (Armen FS)



Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved