Headlines News :
Home » » Kenali Jenis-Jenis Penipuan Yang Bisa Membuat Saldo Rekening Bank Terkuras

Kenali Jenis-Jenis Penipuan Yang Bisa Membuat Saldo Rekening Bank Terkuras

Written By Info Breaking News on Senin, 19 Desember 2022 | 17.33


Jakarta
, Info Breaking News
Sepanjang 2022 penipuan siber yang mengincar saldo rekening korban menjamur dengan berbagai macam modus. Bukannya berkurang, pelaku justru semakin kreatif dalam membuat skenario penipuan agar bisa terus menjerat korban. 

Tentu saja hal ini juga didukung oleh teknologi yang semakin canggih dari waktu ke waktu. Modus ini mulai dari mengaku sebagai pegawai bank untuk meminta kode OTP dan data pribadi korban, sampai memancing korban untuk mengunggah sebuah file agar pelaku bisa membobol rekening mobile banking korban dari jarak jauh. Apapun modus penipuan yang dilakukan, tetap saja yang dirugikan ialah masyarakat. Saldo rekening yang sudah ditabung selama bertahun-tahun diambil pelaku dan sangat jarang bisa dikembalikan utuh ke korban.

Meski perbankan dan kepolisian telah bekerja sama untuk menangkap pelaku serta perbankan telah berupa memitigasi kejahatan siber ini, namun masyarakat juga diminta untuk selalu waspada dan tidak mudah terperdaya pelaku untuk memberikan data-data pribadinya. Untuk memudahkan masyarakat mengetahui seperti apa modus-modus penipuan yang mengincar saldo rekening korban sepanjang tahun ini,

1. Customer service palsu
Modus penipuan ini tidak hanya terjadi di 2022 tapi tahun-tahun sebelumnya pun sudah kerap terjadi. Namun sayangnya, korban yang tertipu modus inipun tetap ada. Pelaku biasanya berpura-pura menjadi petugas bank dan menghubungi korban melalui telepon, SMS, platform perpesanan WhatsApp, email, dan media sosial. Kemudian pelaku akan menggunakan kelihaiannya agar korban mempercayainya dan dengan sadar memberikan data pribadi kepada pelaku. Data pribadi yang diminta dapat berupa kode OTP, PIN, kata sandi, nomor kartu debit atau kredit, hingga NIK KTP korban. Apapun data pribadi yang diminta, tujuan pelaku hanya satu yakni membobol rekening korban. Jika beberapa tahun lalu modus ini hanya dapat ditemui melalui telepon dan SMS, kini modus ini banyak kita saksikan di media sosial.

Bahkan pelaku tidak kenal takut dengan menggaet korban-korban melalui kolom komentar unggahan akun resmi yang dimiliki bank. Misalnya ketika korban melaporkan masalah atau pertanyaan terkait akun rekeningnya ke media sosial resmi bank, pelaku kemudian akan mengomentari unggahan korban dengan berpura-pura menjadi customer service palsu. Umumnya, pelaku akan berpura-pura membantu korban dengan meminta korban mengisi formulir online, mengklik link website, atau menghubungi nomor tertentu. Hal ini untuk mendapatkan data pribadi korban agar pelaku dapat membobol saldo rekening korban.

2. Perubahan tarif transaksi Rp 150.000
Pelaku yang mengaku sebagai pihak bank mengirimkan sebuah pengumuman yang menyatakan biaya adminitrasi ATM BRI tidak lagi dikenakan Rp 6.500 per transaksi, melainkan Rp 150.000 per bulan untuk transaksi tak terbatas alias unlimited, di mana biaya itu akan diambil melalui autodebet rekening tabungan. Tertulis juga pada pengumuman palsu itu, tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi kirim-mengirim uang, sehingga nasabah pun diminta memberi tanggapannya dengan memilih antara setuju atau tidak setuju dengan biaya baru tersebut. Guna meyakinkan korban, pelaku bahkan menyertakan logo bank dan tandatangan direksi bank seakan-akan pengumuman tersebut benar dari bank. Padahal jika dicermati secara seksama, penulisan kata dalam pengumuman palsu itu sangat tidak profesional lantaran terdapat banyak kesalahan penulisan atau typo, kesalahan penempatan huruf kapital atau tanda baca, dan sebagainya.

3. Tawaran menjadi nasabah prioritas
Dalam tangkapan layar yang dibagikan, tertera sebuah iklan di media sosial Instagram yang menyebutkan syarat upgrade BCA prioritas. Iklan tersebut terlihat diposting oleh akun Instagram @bankbcalayanan.id. Apabila korban mengklik iklan tersebut maka akan diarahkan ke pesan WhatsApp dengan nomor +61872006998. 
Nomor tersebut mengatasnamakan Bank BCA, alamat kantornya pun alamat Bank BCA. Dalam unggahan itu disebutkan juga bahwa salah satu syarat menjadi nasabah BCA Prioritas yakni memiliki saldo mengendap Rp 10 juta pada tabungan atau giro dan memiliki m-banking BCA. 
Maka harus di ingat bahwa keanggotaan BCA Prioritas hanya bisa didapatkan melalui syarat dan ketentuan tertentu dan undangan dari Kantor Cabang BCA. Kemudian, nomor telepon Halo BCA adalah 1500888 tanpa awalan 021 ataupun +62. Sedangkan nomor resmi WhatsApp Bank BCA adalah 08111500998 dengan centang hijau. Lalu, website resmi BCA hanya www.bca.co.id dan website BCA Prioritas hanya prioritas.bca.co.id dan aplikasi BYC Apps. Selain yang tertera di atas, dia memastikan sudah pasti palsu dan nasabah perlu waspada penipuan.

4. Kurir jasa pengiriman
Modus tersebut bermula ketika pelaku berpura-pura sebagai dan kurir dan mengirimkan berkas atau file ekstensi Android Package Kit (APK) dan disertai foto paket kepada korban. Kemudian, calon korban akan diminta untuk mengklik dan memasang aplikasi tersebut. Korban kemudian menyetujui hak akses atau permission terhadap aplikasi. Dari sana, data-data pribadi rahasia yang tersimpan dalam ponsel korban bisa dicuri oleh pelaku. Semisal data perbankan seperti kode one-time password (OTP). *** Lisda Surya

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Featured Advertisement

Featured Video

Berita Terpopuler

 
Copyright © 2012. Berita Investigasi, Kriminal dan Hukum Media Online Digital Life - All Rights Reserved